Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintah memperluas kebijakan B20 atau
pencampuran biodiesel pada solar nonsubsidi
(non-Public Service Obligation/PSO) sebesar 20 persen berhasil membangunkan kembali
saham emiten sektor perkebunan.
Terbukti, usai indeks sektor perkebunan turun pada pekan terakhir Juli 2018 sebesar 0,65 persen, pekan lalu indeks sektor perkebunan melejit hingga 6,61 persen.
Tercatat, saham emiten yang mengalami lonjakan akibat rencana tersebut antara lain saham milik PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang naik 2,38 persen ke level Rp12.350 per saham dan PT Perusahaan Perkebunan (PP) London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) naik 5,68 persen menjadi Rp1.210 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham lain yang menguat; Salim Ivomas Pratama dan Tunas Baru Lampung yang masing- masing menguat 5,85 persen menjadi Rp525 per saham dan 4,28 menjadi Rp975 per saham.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan rencana pemerintah menerapkan B20 untuk non PSO akan menambah permintaan minyak sawit mentah
(crude palm oil/CPO) dari dalam negeri.
Hal itu memberikan efek positif di tengah sepinya permintaan dari global, khususnya setelah India memberlakukan bea masuk untuk ekspor CPO.
"Dengan B20 ini penyerapan CPO yang tergerus berpotensi membaik, itu memberi sentimen positi," ungkap Rovandi kepada
CNNIndonesia.com, Senin (6/8).
Dengan kata lain, produsen CPO dalam negeri tak perlu khawatir produksinya tak laris di pasaran karena permintaan domestik akan meningkat ketika B20 diberlakukan bulan depan.
Rovandi mengatakan penguatan tersebut masih bisa berlanjut, terutama ketika pemerintah jadi melaksanakan kebijakan mereka. "Karena ketika sudah terlaksana, permintaan CPO akan naik, dan harganya akan semakin menarik," katanya.
Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan kebijakan B20 untuk non PSO tak akan mengurangi porsi ekspor CPO masing-masing emiten.Artinya, emiten CPO masih bisa memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan mengekspor produk CPO nya.
Dengan sentimen tersebut, Rovandi optimis harga saham emiten CPO bisa semakin menanjak ke depannya. Menurutnya, harga saham Astra Agro Lestari bisa mencapai level Rp13 ribu per saham dan PP London Sumatra Indonesia mengarah ke level Rp1.400 per saham.
Selanjutnya, Salim Ivomas Pratama ia prediksi akan naik ke level Rp560 per saham dan Tunas Baru Lampung tembus ke level Rp1.150 per saham.
(agt)