Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah bakal mencoba cara baru dalam mendistribusikan obat-obatan ke daerah terpencil menggunakan kendaraan udara kecil berbentuk pesawat terbang, seperti
drone.
Teknologi yang sebelumnya biasa digunakan untuk pengambilan foto tersebut dioperasikan tanpa awak atau pilot secara langsung, melainkan melalui remote control.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Luhut Binsar Panjaitan mengatakan gagasan baru itu merupakan rekomendasi Bank Dunia agar pengiriman obat-obatan ke daerah terpencil bisa lebih cepat dari saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biayanya juga lebih murah. Ini untuk membantu masalah angkut untuk kesehatan dan Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau melihat itu," ucap Luhut, Selasa (14/8).
Rencananya, pemerintah akan menggunakan jasa sewa drone dari perusahaan asal Amerika Serikat (AS). Namun, sejauh ini pemerintah belum memiliki hitungan pasti terkait efisiensi biaya pengiriman obat menggunakan drone.
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan uji coba pengiriman obat dengan teknologi drone akan dilakukan pada pekan depan ke sejumlah pulau, misalnya Kepulauan Riau, Madura, Maluku, dan Papua.
"Tapi kami kita hitung dulu teknisnya dan detilnya saya harus memberikan data puskesmas lingkaran, karena kan perlu lingkarannya atau besar diameter yang bisa dikirim," papar Nila.
Menurut Nila, berat obat-obatan yang diangkut maksimal hanya 2,2 kilogram (kg) dengan jarak sekitar 75 kilometer (km).
Untuk jenis obatnya sendiri, Nila menuturkan berbagai obat pereda sakit kepala hingga sakit perut bisa dikirimkan melalui drone. Tak hanya itu, pengiriman darah untuk keperluan darurat juga bisa menggunakan drone.
"Selain itu bisa juga vaksin, tapi kami coba dulu karena kalau jatuh bahaya ada virusnya kan," jelas Nila.
(bir)