Kenaikan Bunga Acuan Tahan Ekspansi Usaha Pebisnis

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Selasa, 21 Agu 2018 18:50 WIB
Kenaikan bunga acuan sebesar 125 basis poin yang dilakukan Bank Indonesia beberapa bulan belakangan ini mulai menahan laju ekspansi usaha pebisnis.
Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa kenaikan bunga acuan telah menimbulkan beban ke dunia usaha. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dalam beberapa bulan belakangan ini telah menimbulkan dampak pada dunia usaha.

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa kekuatan dunia usaha untuk bertahan semakin menipis.

Bahkan, kalau suku bunga acuan dinaikkan lagi, ia memastikan bahwa dunia usaha akan mulai mengerem ekspansi usaha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khususnya untuk UMKM, usaha mikro biasanya bunga lebih tinggi, jadi semakin bunga naik, semakin berat mereka," katanya di Jakarta, Selasa (21/8).



BI dalam empat bulan belakangan ini sudah menaikkan bunga acuan sampai dengan 125 basis poin.

Gubernur BI Perry Warjiyo beberapa waktu lalu mengatakan bahwa kebijakan tersebut diambil salah satunya untuk meredam gejolak rupiah yang terjadi akibat kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral AS The Fed.

Perry mengatakan bahwa setelah kenaikan 125 basis poin tersebut, BI masih membuka ruang untuk menaikkan kembali suku bunga acuan.

Hariyadi mengatakan bahwa baik pemerintah maupun BI saat ini memang dihadapkan pada masalah sulit.



Untuk BI misalnya, jika mereka tidak menaikkan suku bunga padahal di saat bersamaan The Fed menaikkan bunga acuan mereka, rupiah akan semakin anjlok dan bisa menimbulkan dampak pada dunia usaha.

Di sisi lain, kalau BI menaikkan bunga acuan, beban sama juga akan dialami dunia usaha.

Kenaikan bunga acuan diperkirakan akan diikuti kenaikan bunga kredit yang dipastikan bisa membebani dunia usaha.

"Untuk menyikapi dilema itu ya tidak ada pilihan lian, kami harus konservatif dengan efisiensi tersebut," katanya.  

(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER