Kilang Balikpapan Jadi Bidikan Utama Bos Baru Pertamina

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Rabu, 29 Agu 2018 19:28 WIB
Perbaikan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di Balikpapan akan menjadi prioritas pada awal kepemimpinannya.
Perbaikan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di Balikpapan akan menjadi prioritas pada awal kepemimpinannya. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bos baru PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memastikan perbaikan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di Balikpapan akan menjadi prioritas pada awal kepemimpinannya.

Ia bilang, semua persiapan untuk perbaikan kilang Balikpapan sudah cukup matang, mulai dari lahan hingga rancangan proposal yang akan ditawarkan ke mitra kerja atau partner (Front End Engineering Design/FEED).

Rencananya, FEED akan segera ditawarkan ke mitra kerja, sehingga tanda tangan kontrak kerja sama dapat dilakukan tahun ini. Jika nantinya Pertamina belum juga mendapat mitra kerja, ia memastikan perbaikan kilang Balikpapan tetap akan berjalan tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Sambil jalan, FEED kami lakukan sendiri, lalu pembelian EPC, sembari pararel mencari partner. Tapi, ada atau tidak, kami akan jalan, tidak tunggu sampai dapat. Ini sudah terlalu lama ketinggalan," ucapnya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu (29/8).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang telah meminta Pertamina segera mempercepat perbaikan kilang Balikpapan. Rencananya, RDMP kilang Balikpapan akan dilakukan dalam dua tahap.

Pertama, peningkatan kapasitas minyak terdistilasi (Crude Distilate Unit) dari 230 ribu barel per hari menjadi 360 barel per hari yang seharusnya selesai 2019. Kedua, peningkatan kualitas produk dari Euro II ke Euro IV dimulai tahun 2020 dan selesai tahun 2022.


Setelah kilang Balikpapan, Pertamina juga akan mempercepat pembangunan kilang baru berskema Grass Root Refinery (GRR) di Tuban. Rencananya, perusahaan minyak dan gas terbesar di Indonesia itu akan bekerja sama dengan Rosneft Oil Company, perusahaan asal Rusia.

Pertamina-Rosneft akan membentuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP). Targetnya, kilang beroperasi mulai 2024 ini berkapasitas 300 ribu barel per hari dan menelan dana US$15 miliar.

"Yang lainnya, seperti Cilacap akan kami garap terus. Karena target harus jelas, makanya dua itu yang kami kejar," katanya.

Untuk kelanjutan kilang Cilacap, ia bilang, Pertamina akan terus meninjau perkembangan kerja sama dengan Saudi Aramco, mitra Pertamina di kilang tersebut.


"Ini nanti kami lakukan klarifikasi dan koordinasi ulang mengenai bagaimana kelanjutannya," imbuhnya.

Tak ketinggalan, ia juga fokus mengejar peningkatan investasi guna memompa produksi dan kapasitas di hulu yang selanjutnya dibutuhkan untuk produksi hilir, serta meningkatkan daya saing perseroan.

"Intinya kami akan terus berperan sangat dominan dalam pemenuhan kemandirian energi nasional," pungkasnya. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER