Tekan Utang, Hutama Karya Cari Mitra Bangun Trans Sumatra

Yuli Yanna Fauzie & agt | CNN Indonesia
Jumat, 31 Agu 2018 12:20 WIB
PT Hutama Karya (Persero) akan mencari mitra strategis untuk membangun Tol Trans Sumatera agar beban mereka dalam membangun tol tersebut tak bertambah.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Tommy Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbawa menyatakan akan mencari cara agar beban perseroannya dalam menjalankan penugasan pembangunan Tol Trans Sumatera bisa dikurangi.

Dua skema yang kemungkinan besar akan dipilih; melakukan sekuritisasi aset atau mencari mitra strategis dalam melaksanakan proyek tersebut.

Bintang mengatakan bahwa untuk melakukan sekuritisasi aset, pihaknya sudah punya modal. "Kami punya sumber keuangan dari tol yang sudah ada," katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (30/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu untuk mencari mitra strategis, pihaknya akan memanfaatkan momentum penyelenggaraan Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan IMF di Bali Oktober mendatang.

Dalam forum tersebut pihaknya akan berusaha menawarkan potensi Tol Trans Sumatera ke mitra strategis.



Hutama Karya diberi amanah pemerintah untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera yang diperkirakan akan menelan investasi Rp250,5 triliun.
 
Beberapa waktu lalu Direktur Keuangan HK Anis Anjayani menyebut proyek jalan tol sepanjang 1.480 kilometer (km) tersebut membutuhkan ekuitas mencapai Rp170 triliun.

Untuk membantu menjalankan penugasan tersebut, pemerintah sejak 2015 lalu memberikan bantuan berbentuk PMN untuk pada mereka.

Pada 2015, PMN yang diberikan mencapai Rp3,6 triliun. Pada 2016, mereka mendapatkan PMN sebesar Rp2 triliun.

Selain PMN, agar pembangunan tol tersebut tetap berjalan, Hutama Karya juga mendapat penjaminan (underlying asset/revenue) atas surat utang (obligasi).



Berdasarkan catatan Kemenkeu hingga 2017, pemerintah memberikan surat jaminan atas pinjaman Hutama Karya senilai Rp481 miliar untuk pendanaan ruas Medan-Binjai dan Palembang-Indralaya Rp1,2 triliun.
 
Tapi, sampai Juli kemarin pemenuhan ekuitas, baru mencapai Rp41,18 triliun yang diperoleh dari dukungan konstruksi, ekuitas partner, sekuritisasi aset, termasuk PMN pada 2015-2016 lalu.

Artinya, perseroan masih harus menutup kebutuhan ekuitas sebesar Rp128,68 triliun. Sementara, ekuitas perseroan saat ini hanya sekitar Rp8,6 triliun.
 
Untuk itulah, beberapa waktu lalu Hutama Karya berharap pada 2019 nanti mendapatkan PMN Rp12,5 triliun.
 
Tapi, sayangnya dalam Nota Keuangan RAPBN 2018, mereka hanya mendapat PMN Rp7 triliun.

(antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER