Ekonom: Mimpi Prabowo Ekonomi Tumbuh 10 Persen Terlalu Muluk

agt | CNN Indonesia
Selasa, 04 Sep 2018 15:36 WIB
Ekonom menilai mimpi Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto soal ekonomi Indonesia tumbuh 10 persen terlalu muluk.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai mimpi bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto soal ekonomi Indonesia tumbuh di atas 10 persen masih terlalu muluk. Apalagi, bila melihat kondisi ekonomi global dan struktur ekonomi Indonesia saat ini.

Bhima mengatakan secara struktur, saat ini ekonomi dalam negeri cukup rapuh. Pasalnya, ekonomi dalam negeri masih terlalu banyak bergantung kepada sumber daya alam.

Untuk tumbuh tinggi, Indonesia perlu mengubah struktur tersebut menjadi berbasis industri pengolahan dan itu mengubah basis tersebut memerlukan waktu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, Bhima mengatakan untuk tumbuh 10 persen, kredit perlu dipacu tumbuh 20 persen lebih. Tapi sayangnya, upaya tersebut juga mengalami kendala.

Saat ini, hampir 85 persen devisa atau uang yang dihasilkan dari ekspor justru berputar di luar negeri atau hanya 15 persen saja yang dikonversi ke rupiah.

Menurut dia, daripada muluk berbicara soal pertumbuhan 10 persen, lebih baik semua pemangku kepentingan mencari langkah konkret dan strategis untuk membenahi ekonomi Indonesia.


Selain itu, ia juga meminta pemangku kepentingan untuk mencari cara menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan bisa menurunkan ketimpangan, kemiskinan, serta tidak hanya dinikmati 1 persen penduduk Indonesia.

"Karena kalau soal mimpi pertumbuhan tinggi, Presiden Jokowi pun pernah mimpi ekonomi tumbuh 7 persen atau 8 persen, tapi sekarang kenyataannya?" katanya kepada CNNIndonesia, Selasa (4/9).

Prabowo dalam buku Pandangan Strategis Prabowo Subianto Paradoks Indonesia yang dikutip CNNIndonesia.com Selasa (4/9), menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 5 persen menunjukkan kegagalan.


Dalam buku tersebut ia
 mengatakan seharusnya ekonomi Indonesia bisa tumbuh dua digit, di atas 10 persen. Selain pertumbuhan optimal, ia juga mengatakan pendapatan per kapita (PDB) masyarakat Indonesia yang saat ini masih US$3.346 harus ditingkatkan menjadi US$13 ribu.

(agt/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER