Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani meminta kepada masyarakat untuk sabar dalam menantikan efek kebijakan mandatori pencampuran biodiesel (
B20) pada
BBM. Permintaan tersebut ia sampaikan terkait data neraca perdagangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (17/9).
Ani sapaan akrabnya mengatakan kebijakan tersebut baru saja dilaksanakan bulan ini. Dengan kata lain, masih butuh waktu untuk melihat dampaknya ke neraca perdagangan dalam negeri.
"Untuk impor migas memang masih cukup tinggi, sehingga mengalami defisit. Oleh karena itu, nanti untuk pelaksanaan B20 dan kenaikan tarif PPh impor kemarin, akan kami lihat apakah itu sudah bisa menjadi tren atau anomali, nanti bisa dilihat," ucap di Gedung DPR/MPR, Senin (17/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit US$1,02 miliar pada Agustus 2018. Defisit terjadi karena nilai ekspor hanya sekitar Us$15,81 miliar lebih kecil dari impor yang mencapai US$16,83 miliar.
Lebih rinci, BPS melalui Kepalanya Suhariyanto mengatakan defisit neraca perdagangan terjadi karena impor migas mencapai dua kali lipat dari ekspor komoditas tersebut . Impor migas mencapai US$3,04 miliar, sedangkan ekspor hanya US$1,38 miliar.
Kendati impor migas masih naik 14,5 persen, namun Ani lega lantaran impor non migas Agustus justru hanya US$13,79 miliar turun sekitar 11,79 persen dibanding Juli. Penurunan tersebut telah membuat kumulatif impor menurun 7,97 persen secara bulanan menjadi US$16,84 miliar.
"Impor non migas setidaknya sudah mengalami surplus. Impor juga turun cukup signifikan kalau secara bulanan, negatif pertumbuhannya. Tapi kalau secara tahunan memang masih cukup tinggi," katanya.
(uli/agt)