Jokowi Timbang Usulan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 25 Sep 2018 14:21 WIB
Presiden Joko Widodo mengaku bakal memperhitungkan masukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menaikan iuran demi mempersempit defisit anggaran BPJS Kesehatan.
Presiden Joko Widodo mengaku bakal memperhitungkan masukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menaikan iuran demi mempersempit defisit anggaran BPJS Kesehatan. (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengaku bakal memperhitungkan masukan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menaikan iuran demi mempersempit defisit anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 2018.

"Semuanya masih dikalkulasi. Semua harus dihitung," kata Jokowi di Balai Kartini, Selasa (25/9).

Hal ini disampaikan menyikapi pandangan IDI penyesuaian iuran terutama kepada peserta non-Penerima Bantuan Iuran (non-PBI) merupakan solusi jangka panjang defisit BPJS Kesehatan yang mencapai Rp16,5 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Peserta non-PBI, menurut IDI, selama ini dikenakan premi yang sama dengan peserta yang kurang mampu.

Jokowi menyambut baik masukan IDI. Namun, ia menegaskan semuanya perlu dihitung matang-matang terlebih dahulu.

"Ya masih dihitung. Kalau memungkinkan kenapa tidak. Belum diputuskan," tutur mantan Wali Kota Solo ini.


Sebelumnya, IDI berpendapat penanganan defisit melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan solusi jangka pendek.

Kesiapan Kementerian Keuangan menalangi defisit sekitar Rp4,99 triliun juga dinilai hanya sebagai solusi sementara. Jika tak ada penyesuaian iuran serta perbaikan sistem keuangan, maka kinerja BPJS Kesehatan akan tetap tak stabil.

(chri/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER