Pertamina Baru Terima Pasokan Biodiesel 62 Persen dari Target

Tim | CNN Indonesia
Kamis, 27 Sep 2018 11:18 WIB
PT Pertamina (Persero) menyatakan perseroan belum menerima pasokan biodiesel dari olahan minyak sawit sesuai target hingga 25 September 2018.
PT Pertamina (Persero) menyatakan perseroan belum menerima pasokan biodiesel dari olahan minyak sawit sesuai target hingga 25 September 2018. (Mike Blake).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyatakan perseroan belum menerima pasokan biodiesel dari olahan minyak sawit atau Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sesuai target hingga 25 September 2018.

Padahal, pemerintah telah mewajibkan mandatori pencampuran biodisel 20 persen ke minyak Solar (B20) sejak 1 September 2018 lalu.

Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo merinci, perseroan membutuhkan 431.681 kiloliter (kl) pada September 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama periode 1-25 September 2018, perseroan harusnya menerima 359.734 kl. Namun dalam realisasinya, perseroan baru menerima 224.607 kl atau sekitar 62 persen dari target.


"Pada periode 1-25 September 2018, penyaluran B20 belum bisa dilakukan secara maksimal karena suplai FAME terlambat dari beberapa Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN) ke Terminal Bahan Bakar Minyak Tanjung Uban, Bau-bau, Wayame, Manggis, Tanjung Wangi, Kupang, Makassar, Bitung, dan STS Balikpapan, dan STS Kotabaru ," papar Gandhi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Rabu (26/9).

Gandhi mengungkapkan sebanyak 112 TBBM Pertamina telah siap untuk mencampur biodiesel dengan minyak Solar. Namun, pihak yang menerima pasokan kurang dari 70 persen dibanding total TBBM.

Keterlambatan tersebut disebabkan oleh permasalahan kapal yang mengangkut BBN, kondisi cuaca, dan masalah produksi. Sebagian besar pengiriman FAME yang terlambat berasal dari FAME untuk minyak solar non-kewajiban pelayanan publik (PSO) yang mandatorinya baru dimulai pada 1 September 2018 lalu.


Daerah-daerah yang belum mendapat pasokan biodiesel kebanyakan berada di wilayah Indonesia Timur seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk daerah-daerah tersebut, perseroan terpaksa menjual minyak Solar murni (B0) demi memenuhi kebutuhan konsumen.

Untuk mempermudah administrasi dan operasional penimbunan, pencampuran, dan penyaluran FAME di lokasi Pertamina, perseroan mengusulkan agar pasokan FAME baik yang untuk PSO maupun non-PSO dipasok oleh pemasok yang sama.

(sfr/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER