Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik Grup
Mayapada Dato Sri
Tahir mengaku siap membantu proses penyelamatan PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk. Kendati demikian, ia membantah bakal mengambil alih bank syariah tertua di Tanah Air tersebut.
"Kalau memang (Bank Muamalat) perlu
fresh money, kami
drop (kucurkan). Tapi tidak benar saya ingin akuisisi. Yang benar hanya membantu bila diminta," ujar Tahir kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (27/9).
Tahir mengaku menawarkan bantuan dalam bentuk penempatan deposito atau instrumen pasar uang. Ia pun kembali menegaskan tak berniat membeli atau mengakuisisi saham Bank Muamalat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak baik juga saya memiliki (Bank Muamalat) karena ini Bank Islam, yang ambil alih harus yang mengerti. (Bantuan) bisa
money market, bisa deposito. Pada intinya membantu melewati masa sulit sambil menunggu investor yang serius dan membawa uang tunai, bukan surat-surat berharga," ungkap dia.
Menurut Tahir, Bank Muamalat saat ini membutuhkan investor yang siap menambah modal dalam bentuk dana segar, bukan surat berharga. Hal tersebut, seharusnya dilakukan oleh pemegang saham Bank Muamalat saat ini, yang sebenarnya memiliki dana.
"Sebenarnya kalau
existing shareholders commit (pemegang saham saat ini komitmen), mereka lah yang harus masukkan fresh money, tapi mereka kurang
commit," ungkap dia.
Menantu pemilik Lippo Group ini juga menegaskan bantuan yang siap diberikannya tak berhubungan dengan bank miliknya, Bank Mayapada. Adapun sejauh ini, ia mengaku belum memberi bantuan apapun kepada bank syariah tersebut.
"Tidak ada sinergi sama sekali dan saya bukan cari keuntungan. Sebagai sesama bankir wajib dan perlu saling membantu, terlebih ini bank islam pertama di Indonesia," terang dia.
Tahir sebelumnya dikabarkan berniat mengambil alih Bank Muamalat. Ia bahkan disebut sudah menyiapkan dana sekitar Rp5 triliun.
"Saya belum ada (kucuran dana). Tapi saya memberikan saran pada Pak Ilham (Ilham Habibie), dia kan yang membentuk konsorsium, saya bilang ke dia harus fresh money, enggak bisa sukuk ini dan sukuk itu" jelas dia.
Tahir merupakan orang terkaya kedelapan di Indonesia versi majalah Forbes. Total kekayaan pemilik Grup Mayapada ini mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp52 triliun.
(agi)