Jakarta, CNN Indonesia -- Modal inti PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk dipastikan kembali turun setelah sempat meningkat lantaran mendapat suntikan dana sekitar Rp1,7 triliun dari PT
Minna Padi Investama.
Minna Padi diketahui menjadi pembeli siaga saham baru atau rights issue yang disepakati kedua pihak.
Kala itu, Minna Padi telah menempatkan dana itu di rekening escrow, yakni perjanjian legal ketika sebuah barang (umumnya berupa uang) disimpan oleh pihak ketiga saat menunggu isi kontrak terpenuhi.
Namun, belakangan dana tersebut sudah disuntikkan sebagai modal inti Bank Muamalat. Walhasil, modal inti Bank Muamalat melejit sekitar Rp1,66 triliun pada akhir pembukuan 2017, dari sebelumnya hanya Rp4,99 triliun pada 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak merestui skema penyuntikan modal itu, maka perjanjian itu harus dibatalkan dan dana tersebut dikembalikan. Dengan begitu, modal inti Bank Muamalat dipastikan kembali turun.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengatakan, memang akan terjadi perubahan modal inti bank pada posisi laporan keuangan kuartal I 2018 bank murni syariah itu.
"Nanti lihat ya (di laporan keuangan), bedanya hanya dulu pakai escrow, sekarang tidak pakai escrow. Ketika mereka sudah tidak jadi, kami tidak bisa hitung lagi sebagai escrow kami, kami tidak bisa hitung sebagai calon modal kami," ucap Permana di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/5).
Namun, ia memberi sinyal penurunan modal inti itu tidak sepenuhnya berkurang sejumlah dengan suntikan modal yang pernah diberikan Minna Padi. Pasalnya, masih ada dana yang ditempatkan di Bank Muamalat dalam bentuk berbeda.
"Sebagian mereka sudah ambil, sebagian ada menjadi deposito, kan mereka konsorsium, tidak semuanya milik Minna Padi. Bagian Minna Padi hanya sedikit," terangnya.
Sayangnya, Permana masih enggan menyebut angka pasti posisi modal inti Bank Muamalat kini. Namun, dengan jumlah modal inti yang dipastikan akan berkurang, tentu hal ini akan membuat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) bank kembali turun.
Berdasarkan perhitungan kasar CNNIndonesia.com, jika tidak memperhitungkan seluruh dana dari Minna Padi di rekening escrow, maka CAR Bank Muamalat sebesar 9,22 persen.
Posisi itu di bawah batas modal minimal sebesar 10 persen yang ditentukan berdasarkan profil risiko bank yang tercantum dalam laporan keuangan Bank Muamalat. Meski, bila tidak semua dana Minna Padi dikembalikan, maka masih ada potensi posisi CAR melebihi angka 9,22 persen itu.
Kendati begitu, secara garis besar modal inti Bank Muamalat tetap akan turun. Sebab, di sisi lain, hingga kini bank belum juga berhasil mendapat 'jodoh' dari penjajakan dengan investor baru yang siap menyuntikkan modal ke Bank Muamalat.
(lav)