Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT
Bank Muamalat Tbk menyetujui pelaksanaan penambahan
modal (rights issue) dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan nilai Rp2 triliun. Melalui
rights issue tersebut, konsorsium yang dipimpin Ilham Habibie bakal memiliki 66 persen saham bank syariah di Tanah Air tersebut.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengatakan pelaksanaan rights issue ini sebetulnya merupakan perpanjangan dari rencana
rights issue sebelumnya direncanakan pada 20 September 2018. Secara rinci, Bank Muamalat akan melaksanakan
rights issue untuk 20 miliar lembar saham dengan nilai Rp100 per lembar.
Hanya saja, ia tak menyebut kapan
rights issue ini akan dilakukan. "Karena di RUPS LB hanya menyetujui
rights issue-nya saja," terang Achmad di Bank Muamalat, Kamis (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan persetujuan
rights issue tersebut, maka pemegang saham Bank Muamalat juga menyetujui calon pengendali baru Bank Muamalat. Rencananya, konsorsium yang terdiri dari Ilham Habibie, Arifin Panigoro, Lynx Asia, dan SSG Capital dari Hong Kong bakal menjadi pemilik baru bank syariah tertua di Tanah Air tersebut.
Rencananya, konsorsium akan mengambil seluruh saham baru yang diterbitkan senilai Rp2 triliun sehingga memegang kepemilikan 66 persen saham. Hanya saja, ia tak mengerti pembagian kewajiban yang disetor oleh masing-masing anggota konsorsium.
"Kalau hal itu kami juga tidak bicarakan dengan detail, biar antar mereka saja. Yang pasti mereka akan masuk Rp2 triliun," imbuhnya.
Selain menyetujui rights issue, RUPS LB juga menyetujui perubahan anggaran dasar seiring rencana perseroan menerbitkan produk-produk baru. Selain itu, pemegang saham juga menyetujui pengunduran diri Direktur Bisnis Korporasi Indra Yurana Sugiarto.
"Yang terakhir dalam agenda RUPS tadi adalah pergantian manajemen," papar dia.
Sebelumnya, Ilham memastikan empat konsorsium yang berencana menyuntikkan dana segar ke Bank Muamalat sebesar Rp2 triliun hanya terdiri dari empat pihak. Ia juga memastikan pemilik Grup Bank Mayapada Dato Sri Tahir tak ikut serta.
"Konsorsium terdiri dari saya sendiri, Arifin Panigoro, Lynx Asia, dan SSG Capital dari Hong Kong," ujar Ilham pekan lalu.
Dengan kepemilikan mayoritas dipegang konsorsium, IDB (Islamic Development Bank) nantinta sudah tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali.
Saat ini, IDB memiliki porsi saham sebesar 32,7 persen. Kemudian Boubyan Bank sebesar 22 persen, Atwil Holdings Limited 17,91 persen, National Bank of Kuwait 8,45 persen, dan sisanya pemegang saham lainnya.
(glh/agi)