Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Syariah Mandiri (
BSM) siap melakukan penawaran umum saham perdana
(Initial Public Offering/IPO) pada awal 2020. Rencana ini molor dari sebelumnya pada 2019 guna menghindari tahun politik.
"Kami ingin kinerja kami benar-benar kokoh sambil menunggu pemilihan umum. Pasti, Pemilu kan masih belum stabil ya. Setelah pemilu selesai dulu baru kami mulai masuk ke pasar," ujar Direktur Keuangan dan Strategi BSM Ade Cahyo Nugroho di kantornya, Kamis (8/11).
Cahyo mengungkapkan saat ini perusahaan mencetak pertumbuhan laba yang stabil. Per akhir kuartal III 2018, perusahaan mencetak laba bersih sebesar Rp435 miliar pada kuartal III 2018. Raupan tersebut meningkat sekitar 67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp261 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhir tahun, perseroan berharap bisa mempertahankan pertumbuhan laba tetap di kisaran 67 persen atau berkisar Rp500 miliar hingga Rp550 miliar. Kemudian, tahun depan, Ade berharap profit tetap bisa tumbuh lebih dari 50 persen.
"Kami ingin bisa menunjukkan minimal dua periode konsisten," ujarnya.
Persiapan IPO, lanjut Cahyo, akan semakin intensif pada pertengahan 2019. Dalam hal ini, perusahaan akan mulai melakukan roadshow terkait rencana tersebut.
"Fokus kami pada saat ini adalah memperbaiki kinerja terus menerus," ujarnya.
Terkait besaran modal yang akan diraup dari pasar, Cahya menyerahkan pada Bank Mandiri selaku pemegang kepemilikan perusahaan 100 persen.
"Kami kan seratus persen sahamnya dipegang Bank Mandiri. Jadi tergantung pemegang saham mau melepas berapa sahamnya ke publik," ujarnya.
Adapun rasio kecukupan modal (CAR) disebut Cahyo saat ini masih mencukupi. Berdasarkan paparan kinerja perusahaan, per September 2018, CAR ada di level 16, 46 persen atau naik 1,54 persen dibandingkan posisi September 2017.
(sfr/agi)