Jakarta, CNN Indonesia -- Pameran
Dagang Indonesia (TEI) yang digelar pada 24-28 Oktober lalu menghasilkan transaksi sebesar US$8,49 miliar atau Rp124,61 triliun (asumsi kurs Rp14.678 per dolar AS). Transaksi ini lebih dari lima kali lipat dibanding gelaran tahun lalu yang mencapai US$1,26 miliar.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyebut transaksi itu lima kali lipat lebih tinggi dari target transaksi US$1,5 miliar. Enggar menyebut kenaikan transaksi didorong oleh promosi yang gencar dilakukan oleh semua stakeholder terkait.
"Kami melakukan perjanjian perdagangan kemudian diiringi dengan promosi. Terkait di dalamnya ada kunjungan para pengusaha yaitu timbal balik kita datang kesana dan mereka datang ke sini. Itu adalah bagian kegiatan dari kegiatan promosinya," kata Enggar di kantornya, Jumat (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dirinci, transaksi investasi memiliki porsi paling besar yaitu US$5,55 miliar. Disusul dengan transaksi barang US$1,45 miliar dan transaksi jasa sebesar US$1,31 miliar. Melalui pameran dagang Indonesia juga berhasil meraih transaksi pariwisata sebesar US$170,5 juta.
Enggar menuturkan Arab Saudi mencatat transaksi paling tinggi selama pameran dagang yaitu sebesar US$417,19 juta. Kemudian ada Jepang sebesar US$142,75 juta, Inggris sebesar US$118,45 juta, India dengan total transaksi US$98,39 juta dan Mesir dengan total transaksi US$80,46 juta.
"Produk makanan olahan paling besar dinikmati. Cukup banyak pembeli sebagai sampel yang kemudian mereka penetrasi ke market. Kemudian produk kimia dan CPO. Produk perikanan juga peminatnya besar," papar Enggar.
Pameran dagang yang diselanggarakan selama lima hari ini, menyedot pengunjung sebanyak 33.333 orang dari 132 negara. Jumlah ini meningkat sebesar 16,9 persen dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 27.711 orang dari 117 negara.
"Total pengunjung dari luar negeri sebanyak 5.460 orang paling banyak berasal dari Arab Saudi, Malaysia, Afganistan, China,dan Jepang," jelasnya.
(ulf/agi)