Defisit Transaksi Berjalan Diperkirakan Kian Kecil

CNN Indonesia
Rabu, 14 Nov 2018 19:11 WIB
Ekonom PT Bank UOB Enrico Tanudjaja memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan akan mengecil pada kuartal terakhir tahun ini
Ilustrasi. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom PT Bank UOB Enrico Tanudjaja memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mengecil pada kuartal terakhir tahun ini seiring dengan upaya pemerintah mengetatkan impor.

Dia menuturkan walaupun pelebaran transaksi berjalan terjadi pada kuartal III 2018, namun upaya pemerintah macam meningkatkan suku bunga acuan dan memperketat impor, bakal mempersempit defisit.


Di sisi lain, Enrico juga menyoroti soal penguatan rupiah setelah kian melemah beberapa waktu lalu. Dia menuturkan penguatan itu dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti melemahnya dolar AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alasan di balik rally baru-baru ini adalah faktor eksternal macam gerakan dolar dan ketidakpastian kesepakatan perdagangan AS-China," kata dia dalam keterangannya, Rabu (14/11).

Suku Bunga Acuan

Di sisi lain, dia mengharapkan BI juga dapat meningkatkan suku bunga acuan 25 bps sebelum akhir tahun terkait dengan upaya mempersempit defisit transaksi berjalan. Saat ini suku bunga acuan itu dipatok 5,75 persen.

Upaya BI lainnya, kata dia, juga telah berkoordinasi dengan pemerintah untuk stabilitas ekonomi. "Ini termasuk mendorong ekspor dan mengurangi impor sehingga defisit neraca transaksi berjalan akan diperkirakan turun di posisi 2,5 persen dari total PDB pada 2019," kata dia.


Bank Indonesia sebelumnya mencatat defisit transaksi berjalan pada periode Juli - September 2018 melebar dari US$8 miliar atau 3,02 persen terhadap PDB pada kuartal II 2018 menjadi US$8,8 miliar atau 3,37 persen terhadap PDB.

Melebarnya defisit transaksi berjalan berimbas pada pembengkakan defisit neraca pembayaran Indonesia. Hingga kuartal III 2018 defisit neraca pembayaran melebar dari US$4,3 miliar pada kuartal II 2018 menjadi menjadi US$4,4 miliar. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER