Wakil Dagang AS Sebut China Tak Mau Setop 'Kecurangan' Dagang

CNN Indonesia
Rabu, 21 Nov 2018 09:15 WIB
Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) menyatakan sampai saat ini China belum menghentikan 'kecurangan' dagang yang mereka lakukan terhadap Negeri Paman Sam.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) menyatakan sampai saat ini China masih belum mau mengubah praktik 'kecurangan' perdagangan yang mereka lakukan terhadap Negeri Paman Sam. Pernyataan tersebut disampaikan terkait hasil penyelidikan yang dilakukan USTR terhadap kebijakan transfer teknologi dan kekayaan intelektual yang dilakukan China.

Sebagai catatan, dua kebijakan tersebut menjadi pemicu perang dagang antara China dengan AS. "Kami menyelesaikan penyelidikan, hasilnya menunjukkan China memang tidak secara mendasar mengubah praktiknya yang tidak adil, tidak masuk akal, dan mendistorsi pasar," kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/11).

Selain itu, dalam penyelidikan tersebut, USTR juga menemukan China juga tidak mau secara serius menanggapi keluhan yang disampaikan AS terhadap mereka. China gagal mengambil tindakan substantif untuk mengatasi keluhan dagang AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lighthizer menambahkan China telah menjelaskan tidak akan mengubah kebijakannya sebagai tanggapan atas penyelidikan awal yang dilakukan pihaknya. "Pemerintah China telah bertahan dalam menggunakan pembatasan investasi asing untuk meminta atau menekan transfer teknologi dari perusahaan AS ke entitas China," katanya.

Laporan penyelidikan itu muncul menjelang pertemuan perundingan dagang yang dilakukan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhir November mendatang. Laporan tersebut kemungkinan besar akan meningkatkan ketegangan perang dagang dua negara.

Padahal sejatinya, pertemuan yang dilakukan Trump dan  Jinping tersebut dilakukan untuk meredakan ketegangan tersebut. 

(reuters/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER