Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Indra Karya (Persero) menggandeng PT
Pelindo III (Persero) melalui anak usahanya, yaitu PT Pelindo Energi Logisik (PEL) dan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), membangun pabrik produksi konsumsi
air minum dalam kemasan (AMDK) di Surabaya.
Direktur Utama Indra Karya Milfan Rantawi mengatakan dalam kerja sama ini perusahaan tak mengeluarkan dana sepeserpun. Sebagai gantinya, Indra Karya akan mengisi pabrik itu dengan berbagai teknologi yang sebelumnya sudah dimiliki perusahaan.
"Kami tidak keluar dalam bentuk uang, tapi ide-ide kami sama teknologi. Kami isinya dengan itu, saham kami sekitar 20-25 persen di sana," ujarnya, Kamis (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selebihnya, saham kepemilikan pabrik akan digenggam oleh Pelindo Energi Logistik dan Surabaya Industrial Estate Rungkut. Pada tahap awal, entitas usaha Pelindo III itu akan mengucurkan dana sebesar Rp20 miliar untuk pembangunan pabrik.
"Tapi nanti yang mengoperasikan kami, Indra Karya," jelas Milfa.
Pabrik itu ditargetkan rampung pada Maret 2019, sehingga produk AMDK dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bisa beredar jelang pemilihan presiden (pilpres) pada April 2019 mendatang.
"Targetnya saat pemilihan umum (pemilu) sudah ada, pabrik dirancang kapasitasnya 100 persen, tapi yang kami pakai 40 persen dulu," imbuh dia.
Bila memang penjualan sesuai ekspektasi, kapasitas produksi akan ditambah lagi pada tahun kedua sampai tahun-tahun berikutnya. Sejauh ini, ia menyebut pabrik itu akan memproduksi sebanyak lima ribu galon air, 12 ribu botol air minum berukuran 600 ml, dan sebanyak 7 ribu botol air minum berukuran 330 ml.
Lebih lanjut Milfa menjelaskan inti bisnis Indra Karya sebenarnya bergerak dalam bidang konsultan infrastruktur. Namun, bisnis itu diakui Milfa tak bisa mendatangkan cuan banyak bagi perusahaan, sehingga manajemen perlu memutar otak mencari laba dari usaha lain.
"Makanya, kami ini adalah perusahaan konsultan yang diperluas," terang dia.
Perusahaan masuk dalam bisnis AMDK dengan merek In Fresh sejak Juli 2018 kemarin. Distribusi produk air minum Indra Karya baru sebatas di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Maka itu, pembangunan pabrik di Surabaya diklaim akan menambah penetrasi produk air minum kemasannya.
Terkait kinerja keuangannya, Indra Karya mencatat laba bersih sebesar Rp6,5 miliar sepanjang semester I 2018 dengan pendapatan sebesar Rp97 miliar. Perusahaan menargetkan laba bersih perusahaan sampai akhir tahun ini mencapai Rp11,2 miliar dengan pendapatan sebesar Rp165 miliar.
"Tahun depan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selalu menargetkan minimal 20 persen untuk laba sama pendapatan," tandasnya.
(aud/bir)