Kemitraan Pemda Kelola Sampah Jadi Kunci Warga Sejahtera

Advertorial | CNN Indonesia
Senin, 10 Des 2018 00:00 WIB
Tak hanya masyarakat yang dilibatkan dalam program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) persembahan KemenPUPR.
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya masyarakat yang dilibatkan dalam program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) persembahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (KemenPUPR). Pemerintah daerah atau pemerintah kota turut memberikan kontribusi nyata untuk menjadikan lingkungan sehat dan bersih serta masyarakatnya sejahtera.

Faktanya, diperlukan komitmen yang kuat antara pemerintah pusat yakni KemenPUPR dan pemerintah daerah untuk mewujudkan impian tersebut. Melalui Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R), kemitraan antara beberapa elemen membuahkan hasil yang baik.

Contohnya seperti yang terjadi di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Program Sanimas melalui Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) membuat lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.

"Tadinya air limbah dibuang di sungai atau di WC, sekarang mindset warga sudah berbeda dan berubah. Insyallah ini akan menjadi kemajuan buat kami," ujar Lurah Sukaresmi, Susanto.

Walaupun banyak warga yang sudah memiliki MCK pribadi, tapi tanki septic-tank-nya belum sesuai standar. Sehingga sebagian dari mereka masih membuang air limbah ke drainase atau empang dan membuat sumber air tercemar. Padahal warga masih memanfaatkan sumur dan kali di sekitar. Namun dengan adanya Sanimas, semua masalah tersebut bisa diatasi dengan baik.

Tentunya pembangunan Sanimas di Sukaresmi tak terlepas dari keterlibatan Pemerintah Kota Bogor yang aktif memberikan  sosialisasi tentang sanitasi yang layak dan aman. Bahkan Pemkot Bogor juga membentuk kelompok kerja (pokja) sanitasi untuk mencari sumber pendanaan dan konsep sanitasi.

"Bagi kami pengembangan program ini ada dua dimensi. Pertama, komitmen dari kami  untuk selaras dengan prioritas Pemkot Bogor untuk menjaga kualitas hidup warga. Kedua, kami mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 dengan target 100-0-100. Akses universal air bersih 100%, kawasan kumuh 0%, dan pengelolaan air limbah 100%," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Kemitraan antara pemerintah pusat dan pemerintah kota dalam mendukung suksesnya program IBM juga terjalin di Kota Banjar, Jawa Barat. Pemkot Banjar terus memberdayakan masyarakat melalui komunitas peduli lingkungan

"Kami memasukkan para pemilah ke tenaga kontrak harian lepas, jadi ada honornya per bulan. Honornya didadapatkan dari APBD," ucap Kabid Pengelelolaan Persampahan DLK Kota Banjar, Eri K Wardhana.

Hal tersbeut membuktikan Pemkot Banjar mampu membuka lapangan kerja sementara ke masyarakat sekitar. Khususnya melalui TPS3R KSM Bagusantri di Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.

Sampah yang berhasil dikumpulkan di TPS3R Bagusantri dipilah. Sebagaian sampah anorganik akan dibawa ke bank sampah. Sebagian lainnya akan dibuat kerajingan tangan seperti anyaman tikar dari bekas bungkus minuman.

Sekitar 70% sampah merupakan sampah organik sehingga produksi pupuk kompos di wilayah ini sangat masif. Pupuk dikemas dan dijual ke petani sekitar, harganya terjangkau yakni Rp 1.000/kg.

"Kalau pakai pupuk kimia cuma menghijaukan. Kalau pupuk organik, buahnya juga unggul. Untuk padi, nasinya juga lebih kenyal dan enggak cepat basi. Rasanya pun enak," ujar Euis, anggota Kelompok Wanita Tani yang membeli pupuk kompos dari TPS3R Bagusantri.

Kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan masyarakat turut terjalin di Pinrang, Sulawesi Selatan. TPS3R dibangun di Kecamatan Palateang, Kabupaten Pinrang menggunakan dana sebesar Rp 600 juta dari APBN 2016.

Melalui TPS3R yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Palateang Bersinar, warga setempat diberdayakan sebagai karyawan. Adapun gajinya dibayar dari dana bantuan Pemkab Pinrang dengan nilai Rp 150 juta per tahun. Pemkab Pinrang juga memberikan dana untuk bantuan operasional lainnya, seperti kendaraan ambrol untuk mengangkut residu sampah.

"Untuk membebaskan Pinrang dari sampah, kami berharap masyarakat yang ada di wilayah kerja TPS3R ini bisa diberdayakan. Pengangkutan sampah bisa bernilai ekonomis," ujar Kasi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup, Sultan.

Setiap harinya, petugas TPS3R berkeliling menjemput sampah dari masyarakat. Hingga kini ada 500 kepala keluarga yang merasakan manfaat dari pengangkutan sampah ini.

"Sebelum ada pengambilan sampah ya dibuang ke sungai. Sekarang enak, artinya lingkungan bersih. Kalau sampah tertumpuk, enggak diacak-acak anjing, enggak bau juga. Dulu juga biasanya dibakar," ujar warga penerima manfaat, Suriana.

Dari kisah di atas, program IBM hadir memberikan manfaat ganda, yakni menyelamatkan lingkungan dan membuka lapangan pekerjaan sementara. Kemitraan pemerintah pun terus berlanjut untuk mewujudkan visi 100-0-100, yaitu 100% akses air minum, 0% kawasan pemukiman kumuh, 100% akses sanitasi layak. Oleh karena itu, menjaga kebersihan merupakan langkah awal untuk perbaikan kesejahteraan. (adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER