Jakarta, CNN Indonesia --
Perempuan berperan besar dalam perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Dimulai dari keluarga, perempuan dalam posisinya sebagai ibu bisa memberikan edukasi kepada anak-anaknya tentang pentingnya menjaga kebersihan.
Tak hanya itu, perempuan ternyata mengambil peran besar di berbagai lokasi dibangunnya fasilitas Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) yang diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).
Contohnya, perempuan menjadi motor penggerak utama berbagai kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Desa Puding Besar, Kabupaten Bangka. Selama ini, air limbah dibuang begitu saja di area perkampungan karena tidak memiliki tempat penampungan air kotor. Sehingga hadirnya Sanimas di wilayah ini membantu menyelesaikan persoalan yang terdapat di daerah tersebut.
Peran perempuan terlihat di posyandu. Mereka bertugas sebagai petugas posyandu yang bekerja sama dengan KSM dan puskesmas. Uniknya, posyandu digelar diatas SPALD-T Sanimas komunal.
"Adanya SPALD-T Sanimas komunal ini sangat membantu sekali dalam kegiatan posyandu yang selama ini digelar di rumah warga," ujar Petugas Kesehatan Puskesmas KSM Gambir, Robi Sugara.
Warga juga merasa nyaman adanya posyandu yang digelar diatas SPALD-T Sanimas komunal karena tidak ada lagi bau tak sedap yang tercium. Perempuan juga berperan penting karena berhasil mengedukasi warganya tentang kesehatan dan membangun kebershan lingkungan dalam keluarga dan masyarakat.
Serupa dengan yang terjadi di Bali. Perempuan-perempuan di Desa Bantas, Kabupaten Tabanan menyulap lingkungannya menjadi bersih, hijau dan nyaman. Faktanya, produk sampah di Tabanan sudah mencapai 66 ton per hari. Sehingga adanya TPS3R sangat membantu dalam pengolahan sampah yang mendulang di Tabanan.
"Tabanan untuk kondisi sampah memang harus sudah mulai ditangani secara intensif. Produk sampah di Tabanan itu hanya di kota saja sudah mencapai kurang lebih 66 ton perhari yang harus kita tangani," kata Asisten II Sekda Kab. Tabanan, I Wayan Miarsana.
Lewat KSM Bantas Lestari, kelompok ibu-ibu dapat membantu mengolah sampah dalam menjaga kebersihan lingkungannya.
"Masyarakat membuang sampah sembarangan, di selokan, di pinggir-pinggir jalan seperti itu, atau di tempat-tempat umum yang strategis. Sekarang setelah 7 bulan berjalan, sudah tidak ada yang membuang sampah sembarangan," ujar Ketua KSM Bantas Lestari, Ni Nyoman Sarasmini.
Tidak jauh berbeda dengan peran perempuan di Desa Kalongan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Perempuan di wilayah tersebut turut membantu pembangunan SPALD-T Sanimas komunal. Bahkan para perempuan, khususnya ibu-ibu, terus mengedukasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kepada masyarakat setempat. Sebab, wabah demam berdarah sering singgah di daerah tersebut.
Wabah demam berdarah marak terjadi akibat tidak adanya penampungan air limbah sehingga air limbah sering bergenang di halaman rumah warga.
Setiap hari tidak henti-hentinya mereka mensosialisasikan mengenai kebersihan kepada warga agar selalu terjaga kesehatannua.
Cara yang digunakan perempuan-perempuan tangguh ini juga tidak biasa. Mereka ikut berbaur dalam acara-acara tertentu, bahkan ikut membantu acara yang sedang berlangsung sambil mengedukasi program Sanimas.
Hal tersebut dilakukan agar program Sanimas nantinya dapat dinikmati oleh masyarakat. Walaupun pembangunan SPALD-T Sanimas komunal baru dilakukan tahun ini, tapi manfaatnya dapat dirasakan masyarakat pada 2019.
"Sebenarnya waktu awal kemarin ada bapak-bapak juga, tapi kan kita voting lalu yang ibu-ibu pada semangat. Akhirnya ibu-ibu yang maju ," ujar Ketua KSM, Novita Septyana.
Novita mengatakan peran serta perempuan dalam mengedukasi dilakukan dari lingkungan keluarga sendiri kemudian ke warga-warga dalam pengajian hingga PKK. Selain itu, para pemuda dan ibu-ibu rumah tangga juga bertugas membuat perangkap bakteri dengan botol-botol bekas. Setiap harinya, 600 perangkap bakteri dapat dihasilkan.
"Selain ada pekerjaan rumah, ini juga bisa menjadi sampingan, menjadi kesibukan lah. Uangnya bisa untuk uang saku sekolah, untuk membeli berbagai hal," ujar ibu rumah tangga, Suhartini. (adv/adv)