Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memastikan penandatangan perjanjian
perdagangan bebas Indonesia dan
Australia atau disebut dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) tak bisa diteken pada tahun ini. Hal ini lantaran ada urusan politik yang mempengaruhi kesepakatan tersebut.
"Tahun ini tidak mungkin, mereka juga sudah liburan natal," ujar Enggartiasto, Kamis (20/12).
Enggar sebelumnya menyebut seluruh substansi perjanjian dagang antara kedua negara sudah selesai. Kesepakatan kedua negara yang terkatung-katung 13 tahun ini pun sempat diharapkan dapat diteken pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, menurut dia, perjanjian dagang antara kedua negara bergantung pada urusan politik luar negeri. Hal ini berada di bawah wewenang Kementerian Luar Negeri.
"Bu Menteri Luar Negeri yang akan atur karena kebijakan politik luar negeri ada di Bu Menteri Luar Negeri," papar Enggartiasto.
Sebelumnya, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Allastar Cox menjelaskan bahwa pemerintah Australia dan Indonesia masih dalam kesepakatan untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas antar dua negara.
"Saya pikir waktunya akan datang karena kesepakatan itu sendiri secara substansi telah disepakati kedua negara. Ini hanya soal kapan," ucap Cox sebelumnya.
Indonesia dan Australia kini tengah berbeda pendapat soal Yerusalem. Sebagai pendukung kemerdekaan Palestina, Indonesia sempat menyatakan protes kepada Perdana Menteri Scott Morrison yang beberapa waktu lalu mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Namun pada akhir pekan lalu, Morrison mengumumkan bahwa Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, bukan Yerusalem Timur.
(aud/agi)