Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengklaim memiliki kelebihan modal sebesar Rp30 triliun - Rp35 triliun. Dengan modal tersebut, bank
BUMN itu menyatakan siap untuk melakukan ekspansi, termasuk ekspansi non-organik lewat
akuisisi perusahaan.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengaku tengah membidik calon anak usaha di bidang jasa keuangan. Bakal anak usaha itu, lanjut Tiko, bersifat pelengkap bisnis Bank Mandiri saat ini. Kendati demikian, ia mengaku belum memiliki target perusahaan secara spesifik.
"Jadi bisnisnya tidak sama dengan segmen dan produk dari Bank Mandiri, mendekati bisnis yang sudah ada di Bank Mandiri," kata Kartika di Plaza Mandiri, Senin (7/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiko, sapaan akrabnya, menjelaskan kelebihan modal tersebut berasal dari surplus rasio kecukupan modal atau
Capital Adequacy Ratio (CAR). Saat ini, CAR Bank Mandiri berada di posisi 21 persen.
Sedangkan menurut Tiko, kebutuhan CAR Bank Mandiri bisa ditekan hingga posisi 16,5 persen. Itu berarti, ada surplus CAR kurang lebih 4 persen.
"CAR sebesar 4 persen itu kalau kami konversi ke rupiah sekitar Rp30 triliun-Rp35 triliun. Jadi memang kita ada ada kelebihan Rp35 triliun yang bisa kami gunakan untuk pendanaan untuk akuisisi," imbuhnya.
Targetkan Pendanaan Rp40 Triliun
Dalam kesempatan yang sama Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengungkapkan banknya akan melakukan penggalangan dana non konvensional sebesar Rp40 triliun.
Rencananya, Bank Mandiri akan menerbitkan surat utang (obligasi),
Medium Term Notes (MTN), dan
Negotiatible Certifcate of Deposit (NCD) dalam bentuk dolar AS sebesar maksimal US
$2 miliar.
Panji menuturkan penggalangan dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi permintaan kredit valuta asing (valas).
"Kami tidak ingin kompetitif advantage Bank Mandiri sebagai bank yang mampu memberikan kredit valas dalam jangka menengah hilang. Jadi, kami akan dukung selain dari pendanaan konvensional, seperti giro, kami akan juga dorong dari bilateral," katanya.
Selain pendanaan dalam dolar AS, Panji bilang, Bank Mandiri juga akan menerbitkan instrumen pendanaan berdenominasi rupiah. Portofolionya bisa dalam bentuk obligasi, MTN, NCD, maupun
Repurchase Agreement (Repo).
"Jadi kombinasi dari dua pendanaan tersebut, tadi Rp10 triliun di rupiah dan US
$2 miliar maksimum untuk dolar, sehingga kurang lebih hampir sekitar Rp40 triliun," tandas Panji.
Panji mengatakan seluruh target tersebut sudah masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank Mandiri tahun ini.
(ulf/agt)