China Optimis Mampu Jaga Ekonomi Tumbuh Berkelanjutan

CNN Indonesia
Kamis, 24 Jan 2019 11:28 WIB
Pertumbuhan ekonomi China sepanjang tahun lalu hanya mencapai 6,6 persen, terendah dalam 28 tahun terakhir.
Ilustrasi ekonomi China. (REUTERS/Thomas Peter).
Jakarta, CNN Indonesia -- China optimis mampu menjaga pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, meski ada ketidakpastian global.

Wakil Presiden Wang Qishan menyebut bakal ada ketidakpastian pada 2019. Namun, ekonomi China dipastikan Wang akan terus mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

"Kecepatan itu penting. Tapi yang terpenting adalah kualitas dan efisiensi pembangunan ekonomi kita (China)," ujar Wang kepada para delegasi World Economic Forum dikutip dari Reuters, Kamis (24/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China beberapa hari lalu mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang melambat kekisaran 6,6 persen, bahkan terendah dalam 28 tahun terakhir. Kendati demikian, menurut Wang, pihaknya tak melihat siklus ekspansi ekonomi China bakal berakhir.


Wang menambahkan China tengah berusaha menghilangkan kekhawatiran pasar terkait goyahnya permintaan domestik dan dampak tarif AS yang dapat memicu perlambatan ekonomi lebih jauh.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi China telah memicu kekhawatiran terhadap perekonomian dunia dan membayangi benak para elit bisnis dan politik yang berkumpul di WEF. Hal ini tak terlepas dari kontribusi ekonomi China yang menyumbang hampir sepertiga dari pertumbuhan global dalam beberapa tahun terakhir.

"Sekarang kita memang menghadapi banyak ketidakseimbangan. Apa yang perlu kita lakukan adalah membuat pai lebih besar daripada bertengkar tentang bagaimana membaginya," jelas dia.

Perang dagang AS dan China yang hingga kini masih berlanjut memberikan kecemasan pada perekonomian global. Negosiasi kedua negara untuk mengakhiri perang dagang seharusnya berakhir pada 1 Maret 2019. Namun, hingga kini negosiasi antara keduanya masih alot.


Amerika Serikat, misalnya, menuduh China mencuri kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan AS untuk berbagi teknologi saat melakukan bisnis di negara tersebut.

Menanggapi tuduhan itu, Wang mengatakan penting untuk menghormati kedaulatan nasional dan menahan diri dari mencari hegemoni teknologi, mengganggu urusan dalam negeri negara lain.

Namun, dalam komentar yang lebih lunak, Wang menyebut kedua ekonomi saling berkait dan bergantung satu sama lain, serta konfrontasi akan membahayakan kedua pihak.

"Kita perlu menegakkan multilateralisme, terlibat dalam dialog dan kerja sama luas berdasarkan rasa saling menghormati dan saling percaya, dan bersama-sama membangun sistem aturan untuk teknologi," kata Wang.


Fang Xinghai, wakil ketua Komisi Regulasi Sekuritas China, mengatakan pada seminar terpisah berharap Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan perdagangan.

"Saya pikir akan ada kesepakatan. (Presiden AS Donald Trump) mengukur keberhasilan tindakannya dengan naik turunnya rata-rata Dow Jones," kata Fang.

"Setiap kali Anda mengalami kesulitan dalam negosiasi perdagangan, saham Wall Street jatuh. Indikasi itu sangat kuat, saya percaya itu adalah kepentingan (AS) untuk memiliki kesepakatan," pungkasnya. (reuters/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER