Jakarta, CNN Indonesia -- Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Mozes Kilangin Kelas II Timika,
Papua, mengaku terus berkoordinasi dengan PT
Freeport Indonesia dan PT Airfast Aviation Facilities Company (AVCO) guna memperoleh tambahan frekuensi
penerbangan komersial di wilayah tersebut.
Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika Ambar Suryoko mengatakan koordinasi dengan Freeport dan AVCO sangat dibutuhkan, mengingat penerbangan komersial di bandara sisi utara yang hingga kini masih di bawah kendali kedua perusahaan tersebut.
"Saya akan mencoba melakukan koordinasi yang lebih intens dengan jajaran PT Freeport dan AVCO supaya apa yang selama ini menjadi kendala bisa kami benahi bersama. Intinya kendala-kendala apa yang menyebabkan belum ada lagi maskapai penerbangan masuk Timika akan segera kita benahi," papar Ambar seperti dikutip Antara, Kamis (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ambar Suryoko baru sepekan menjabat Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika menggantikan Setyani Mahendra yang dimutasikan sebagai Kepala Bandara Kelas II Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Hingga kini hanya terdapat dua maskapai penerbangan komersial yang singgah di Bandara Timika, yaitu Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.
Minimnya jumlah maskapai penerbangan yang singgah di Bandara Timika menyebabkan harga tiket penerbangan meroket tajam. Pada akhirnya, pengguna jasa penerbangan mengalami kerugian.
Maskapai penerbangan Batik Air sudah lebih dari satu tahun mengajukan permintaan untuk singgah di Bandara Timika, namun hingga kini belum juga mendapat persetujuan dari pihak otoritas bandara.
Ambar mengatakan jajarannya terus berupaya agar semakin banyak maskapai penerbangan lain singgah di wilayah tersebut pada masa mendatang.
Kepala Bandara Timika PT AVCO Subagyo Hadidjan berdalih belum ada maskapai lain yang singgah di Bandara Timika lantaran berbagai infrasruktur belum siap, baik dari sisi keamanan, maupun terminal penumpang.
"Apabila semua sudah siap baik dari sisi darat, keamanan, terminal, dan lain-lain, maka tentu tidak ada kendala untuk masuknya maskapai baru di Bandara Timika. Kami akan bekerja sama dengan UPBU Mozes Kilangin untuk memperbaiki semua kekurangan tersebut sehingga ke depan semuanya bisa siap," ungkap Subagyo.
Subagyo beralasan bahwa pengoperasian sebuah maskapai penerbangan di suatu bandara tidak semudah yang dibayangkan masyarakat.
"Masalah zona keamanan penerbangan harus dipenuhi semua, tidak bisa sembarangan satu maskapai bisa masuk, ada aturan-aturan yang harus dipenuhi," jelasnya.
Selain Batik Air, maskapai penerbangan lain yang sudah mengajukan permintaan terbang ke Bandara Timika yaitu Lion Air, Citilink dan lainnya.
Dalam sebuah pemberitaan, Anggota DPRD Mimika berencana memanggil manajemen Freeport dan AVCO terkait persoalan maskapai penerbangan. Para wakil rakyat mencurigai ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh oknum pejabat perusahaan sehingga jumlah maskapai yang singgah di wilayah tersebut terbatas.
(antara/lav)