Kontrak Blok Rimau Diperpanjang sampai 2023

CNN Indonesia
Jumat, 15 Feb 2019 06:55 WIB
Pemerintah melalui SKK Migas dan PT Medco E&P Rimau menandatangani perpanjangan kontrak kerja sama Kontrak Bagi Hasil Gross Split blok Migas Rimau.
Penandatanganan perpanjangan kontrak kerja sama Kontrak Bagi Hasil Gross Split blok Migas Rimau. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT Medco E&P Rimau menandatangani perpanjangan kontrak kerja sama Kontrak Bagi Hasil Gross Split blok Migas Rimau, Sumatera Selatan.

Sebelumnya, Medco menguasai 95 hak partisipasi (participating interest) kontrak bagi hasil Blok Rimau. Sisanya, Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memegang 5 persen.

Perpanjangan kontrak ini akan berlaku untuk 20 tahun, dan efektif sejak tanggal 23 April 2023 atau ketika masa berlaku kontrak saat ini berakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan perpanjangan kontrak diberikan kepada kontraktor yang masih mengelola (existing) karena memiliki kemampuan untuk mengelola Blok Rimau lebih lanjut.


Arcandra mengungkapkan atas penandatanganan kontrak baru ini, pemerintah mendapatkan bonus tanda tangan sebesar US$4 juta. Selain itu, perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) 5 tahun pertama dari kontraktor mencapai US$41.330.000.

"Kami berharap dari sekarang sampai berakhirnya kontrak 2023, komitmen kerja pasti yang sudah mereka sampaikan dapat digunakan untuk meningkatkan produksi atau mencari tambahan cadangan baik itu di dalam atau di luar WK," ujar Arcandra dalam acara penandatanganan perpanjangan kontrak bagi hasil Blok Riau di Ruang Sarulla, Kamis (14/2).

Menurut Arcandra, percepatan penandatanganan perpanjangan kontrak bagi hasil yang dilakukan akan sia-sia apabila kontraktor tidak lebih dulu menggunakan KKP untuk menahan tren penurunan produksi ke depan atau, jika memungkinkan, ditingkatkan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, pada 2018, Blok Rimau memproduksi minyak bumi sekitar 8.200 barel per hari (bph) dan gas bumi 3,68 MMSCFD. Saat ini, cadangan terbukti Blok Rimau terdiri dari cadangan minyak 18 juta barel dan gas bumi sekitar 17,5 TCF.


"Untuk 20 tahun ke depan tentu kami berharap masih ada potensi pengembangan Blok Rimau ini di sekitar Blok Rimau yang ada kalau berhasil pengembangannya tentu produksinya bisa ditingkatkan lagi," ujarnya.

Selanjutnya, dalam perpanjangan kontrak, hak partisipasi yang dimiliki oleh Medco E&P Rimau termasuk hak partisipasi 5 persen yang akan ditawarkan kepada BUMD. Dengan demikian, hak partisipasi BUMD menjadi 10 persen, termasuk hak partisipasi yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi yang merupakan BUMD Sumatera Selatan dengan mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2016

Arcandra mengungkapkan sinergi yang telah terjalin antara Medco E&P Rimau dan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi yang merupakan BUMD Sumatera Selatan selama ini memberikan dampak positif, tidak hanya bagi kontraktor dan negara, serta masyarakat di daerah.

Secara terpisah, Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan mengungkapkan sekitar 60 persen komitmen kerja pasti akan digunakan untuk uji coba pengembangan teknologi pengurasan minyak tingkat lanjut (EOR) . Sisanya akan dilakukan untuk studi seismik dan geologi, pengeboran serta studi eksplorasi di luar wilayah (open area). Tujuan akhirnya adalah untuk menahan tren penurunan produksi di blok yang dikelolanya tersebut.


"Nanti akan kami lihat dengan SKK Migas kapan dilakukannya. Kami perlu diskusi dengan SKK Migas dan mendapatkan persetujuan SKK Migas," ujar Ronald. (sfr/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER