Jakarta, CNN Indonesia --
Saudi Aramco, raksasa minyak milik
Arab Saudi, memborong saham mayoritas di perusahaan petrokimia SABIC. Aksi korporasi ini diperkirakan membuat Saudi Aramco merogoh kocek sekitar US$69,1 miliar untuk membeli 70 persen saham SABIC.
Transaksi tersebut menggabungkan dua perusahaan terbesar milik kerajaan, sekaligus membuat aset perusahaan kian jumbo, yang sebelumnya diharapkan berasal dari aksi penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).
Kesepakatan perusahaan minyak BUMN milik Saudi dengan SABIC sempat menjadi perdebatan usai kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoogi menyeret nama Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Ketika itu banyak investor khawatir kasus tersebut mempengaruhi kesepakatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, Saudi Aramco mengumumkan penandatanganan perjanjian pembelian saham untuk mengakuisisi 70 persen saham mayoritas di Saudi Basic Industries Corporation (SABIC)," tulis keterangan resmi Aramco, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (28/3).
Namun demikian, perusahaan tak merinci lebih lanjut terkait pembiayaan yang digunakan untuk menutup kesepakatan tersebut. Perusahaan hanya mengungkap bahwa pembelian menggunakan dana investasi milik publik Arab Saudi (PIF).
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih menyebut akuisisi ini sebagai perjanjian bersejarah. "Pemenang terbesar dari transaksi dua perusahaan besar ini adalah ekonomi nasional," imbuh dia.
Sekadar mengingatkan, Saudi berupaya menghimpun miliar dolar AS melalui IPO untuk mendiversifikasi ekonomi eksportir minyak terbesar di dunia tersebut. Namun, mimpi itu kerap tertunda.
Pengamat setempat melihat akuisisi saham pengendali di SABIC menjadi alternatif yang kompleks untuk mendongkrak pundi-pundi Dana Investasi Publik (PIF).
Namun, Direktur Pelaksana PIF Yasir al-Rumayyan menilai perusahaan milik negara akan mendapatkan manfaat dari sinergi Saudi Aramco dan SABIC.
"Ini adalah transaksi win-win dan kesepakatan transformasi untuk tiga entitas ekonomi paling penting di Arab Saudi. Ini akan membuka modal besar bagi strategi investasi jangka panjang PIF yang berkelanjutan, yang mendasari diversifikasi sektoral dan pendapatan negara," ujarnya.
SABIC adalah perusahaan non minyak terdaftar dan terbesar di Arah Saudi. Perusahaan disebut-sebut memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$100 miliar. Jumlah ini yang diincar oleh kerajaan Saudi dari aksi melantai Saudi Aramco sebelumnya.
Ellen Wald, penulis buku Saudi Inc menuturkan bahwa kesepakatan kedua perusahaan merupakan cara paling efisien bagi PIF untuk memperoleh arus kas masuk.
"Ini adalah alternatif dari IPO Saudi Aramco dalam jangka pendek, karena memberikan PIF sejumlah uang tunai yang sedang dicari. Mungkin, kita masih melihat Saudi Aramco diperdagangkan secara publik di masa yang akan datang," jelas Wald.
[Gambas:Video CNN] (afp/bir)