Jakarta, CNN Indonesia -- Kemarin siang, Kamis (28/3), satu sepeda motor yang ditumpangi oleh dua orang tampak keluar dari gerbang
Wisma Atlet Kemayoran di dekat Kali Item, Sunter, Jakarta Utara. Tak jauh dari gerbang, dua orang lainnya berjaga di dalam wisma.
Tempat yang dulunya menjadi tempat tinggal sementara bagi puluhan ribu orang, kini terlihat sepi tanpa penghuni. Tidak banyak petugas keamanan yang berjaga di lahan yang memiliki luas 10 hektare (ha) ini.
Maklum, tujuan utama Wisma Atlet Kemayoran dibangun untuk menampung seluruh peserta
Asian Games dan Asian Para Games 2018 yang digelar di Indonesia, khususnya di Jakarta. Keduanya berlangsung pada Agustus sampai Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika dua agenda itu selesai, keramaian di Wisma Atlet Kemayoran pun ikut redup. Sepuluh tower yang terdiri dari 7.426 unit ditinggalkan pemilik kamarnya yang pulang ke negara atau daerahnya masing-masing.
Hampir seluruh pintu masuk saat ini digembok dan dirantai. Hanya satu pintu masuk di dekat
tower tujuh yang tidak digembok dan dirantai, tapi tetap tak memperbolehkan masyarakat biasa masuk ke dalam Wisma Atlet Kemayoran.
 Hampir seluruh pintu masuk saat ini digembok dan dirantai.(CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Jangan pikir bisa diam-diam masuk ke kawasan wisma tanpa izin. Walau pihak keamanan yang berjaga sedikit, tapi Wisma Atlet Kemayoran dilengkapi oleh
Closed Circuit Television (CCTV).
Sayang, beberapa bagian wisma tampak tak terurus. Warna cat beberapa pintu gerbang bahkan mulai mengelupas akibat karatan.
Di sejumlah pintu masuk ada rerumputan yang tumbuh tak teratur atau terlihat liar. Taman yang seharusnya indah untuk dipandang, sekarang tak lagi demikian.
Belum lagi, beberapa sampah di sekitar pintu gerbang Wisma Atlet Kemayoran dekat Kali Item ikut mengganggu pemandangan. Rerumputan di depan gerbang pun berantakan, ditambah beberapa sampah berupa kemasan plastik berserakan.
Pohon-pohon yang seharusnya membuat suasana Wisma Atlet menjadi lebih rindang, justru mati di beberapa
tower. Tepatnya, di depan
tower tujuh dan empat.
Sebagian lampu di luar area gedung
tower empat ditemukan masih menyala di siang bolong. Hal yang sama terlihat di
tower satu, tapi kali ini lampu yang menyala berada di dalam gedung.
 Beberapa lampu di kawasan Wisma Atlet masih menyala di siang hari. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Yang menarik untuk dicermati lagi, jendela kamar terbuka di beberapa unit
tower yang berdekatan dengan Taman Sunter. Seakan membiarkan lebih banyak udara masuk ke unit itu, sejumlah tirai putih juga dibiarkan terbuka.
Salah satu petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya mengatakan salah satu perbedaan yang terlihat saat ini adalah pengelolaan tanaman. Rerumputan di sekitar Wisma Atlet Kemayoran sudah lama tak diurus. Padahal, sebelum dan saat Asian Games serta Asian Para Games digelar, ada petugas khusus yang menyirami tanaman.
"Sudah tidak disiram-siram, dulu pakai selang disambung, sekarang sudah tidak. Taman tidak ada yang mantau," ucap petugas itu kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (28/3).
Kendati begitu, ia menyebut beberapa pekerja konstruksi dikerahkan untuk memperbaiki beberapa bagian yang rusak di dalam gedung. Hal itu dilakukan dengan mengecat dinding dan memasang kembali keramik yang rusak.
"Jadi setelah Asian Games dan Asian Para Games kan kosong, sekarang tinggal perbaikan di dalam gedung, beberapa ada yang rusak," ujar dia.
Namun, ia tak mengetahui detail
tower mana saja yang sedang dilakukan perbaikan. Hal yang pasti, kegiatan itu rutin dilakukan sejak awal tahun ini.
Meskipun kedapatan cacat di beberapa area, tetapi rerumputan dan pohon di depan tower satu masih rapi. Ada berbagai macam bunga dan pohon yang ditanam di sekitar tower tersebut.
Selain itu, cat pada setiap dinding tower belum mengelupas jika dilihat dari luar gerbang wisma. Maklum,
CNNIndonesia.com hanya bisa mengamati dari luar saat itu.
Wisma Atlet Kemayoran memiliki sepuluh tower dengan total hunian 7.426 unit. Sebanyak tujuh tower berada di C10 dengan jumlah sebanyak 5.494 unit dan sisanya ada di C2 sebanyak 1.932 unit.
Petugas keamanan itu mengatakan fasilitas yang disediakan di tiap unit dengan tipe 36 cukup komplit. Tiap unit terdapat dua kamar tidur yang dilengkapi juga dengan kasur, lemari, dan pendingin ruangan. Tak lupa, ada kamar mandi dengan penghangat air dan sofa sebagai pelengkap di setiap kamar.
 Contoh kamar di Wisma Atlet sebelum digunakan untuk Asian Games. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
"Tapi kalau fasilitas lain tidak ada, hanya taman. Kalau kolam renang, seperti itu tidak ada. Ini hanya untuk hunian," terangnya.
Seluruh barang furnitur, sambung dia, masih ada di masing-masing unit. Menurutnya, pengelola tak pernah mengeluarkan atau mengurangi fasilitas yang diberikan sejak awal wisma beroperasional tahun lalu.
Saat ini, pemeliharaan Wisma Atlet Kemayoran masih dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Nantinya, aset itu akan dikembalikan ke Kementerian Sekretariat Negara (Setneg).
Bersambung ke halaman berikut.....
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian
PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan proses serah terima
Wisma Atlet Kemayoran tak cepat, karena melibatkan kementerian lain, yakni Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Makanya, ia masih menunggu kabar dari Kemenkeu terkait persetujuan pengembalian aset tersebut.
"Nah kalau belum diserahkan asetnya berarti pemeliharaan di Kementerian PUPR termasuk operasional ringan," papar Khalawi.
Bentuk pemeliharaan rutin yang dilakukan, misalnya menyempurnakan cat pada dinding yang sudah mulai pudar lalu membersihkan lantai tiap unit. Tak lupa, penyediaan air dan listrik di kawasan Wisma Atlet Kemayoran juga menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR.
"Ya pemeliharaan biasa saja, bukan renovasi. Pemeliharaan rutin saja," jelas dia.
 Salah satu jendela di unit kamar Wisma Atlet tampat terbuka. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Dalam hal ini, Khalawi menyebut tak lagi melibatkan peranan kontraktor yang dulunya ikut membangun Wisma Atlet Kemayoran. Intinya, pengelolaan baik gedung maupun luar gedung sepenuhnya berada di bawah Kementerian PUPR.
Perusahaan konstruksi yang mendapatkan kontrak dari proyek Wisma Atlet Kemayoran yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan pihaknya tak lagi ikut campur dalam memelihara atau mengelola Wisma Atlet Kemayoran. Perusahaan telah menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah sejak pembangunan selesai dilakukan tahun lalu.
"Kami tidak lagi ikut-ikutan (mengelola). Semua di Kementerian PUPR," kata Budi.
Hal yang sama diungkapkan oleh Senior VP Corporate Secretary Waskita Karya Shastia Hadiarti. Kontrak yang diterima perusahaan hanya sebatas membangun beberapa tower, bukan menjadi pemilik.
"Kami tidak memiliki
tower (di Wisma Atlet Kemayoran), hanya mengerjakan proyeknya saja," tuturnya.
Hunian PNSPemerintah berencana mengalihkan penggunaan Wisma Atlet Kemayoran menjadi rumah dinas untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Awalnya, wisma itu akan dialihfungsikan menjadi rumah susun sewa (rusunawa) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rencah (MBR).
Namun, mengingat masih banyak PNS yang belum memiliki rumah dan sedikitnya ketersediaan rumah dinas bagi mereka, maka Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memutuskan Wisma Atlet Kemayoran menjadi hunian PNS.
Walau begitu, bukan berarti abdi negara bisa menggunakan unit di wisma itu secara cuma-cuma. Pemerintah bakal menerapkan sistem sewa kepada PNS yang tinggal di Wisma Atlet Kemayoran.
"Mungkin sewa untuk (biaya) pemeliharaan saja. Kalau di rusun Rempoa itu ditempati teman-teman PUPR. Ada iuran Rp300 ribu per bulan buat pemeliharaan," kata Basuki belum lama ini.
 PNS yang menghuni Wisma Atlet rencananya akan dikenakan biaya pemeliharaan. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Sejauh ini belum ada angka pasti mengenai berapa rupiah yang harus dirogoh oleh PNS demi tinggal di Wisma Atlet Kemayoran. Hal itu masih dikaji oleh pemerintah yang dikomando langsung oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Nanti beliau merumuskan, pasti memanggil semua kementerian dan lembaga supaya adil, nanti diserahkan lagi ke Wakil Presiden (Jusuf Kalla)," ucap Basuki.
Khalawi mengatakan rencana itu bisa teralisasi jika proses serah terima aset Wisma Atlet Kemayoran ke Setneg telah rampung. Ia belum bisa menyebut pasti kapan bisa tercapai.
"Belum ya, itu masih tunggu proses di Kementerian Keuangan dulu," jelas Khalawi.
Terkait rencana ini, petugas yang ditemui oleh
CNNIndonesia.com di Wisma Atlet Kemayoran tadi mengaku sudah tahu hal tersebut. Hanya saja, ia belum menerima info resmi dari atasannya.
"Iya, tapi belum ada info. Hanya selentingan saya dengar," pungkas dia.
[Gambas:Video CNN]