Bantah Mogok, Asosiasi Pilot Garuda Sebut Surat Seruan Hoaks

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Apr 2019 12:00 WIB
Asosiasi Pilot Garuda menyebut karyawan belum mengambil pernyataan sikap dan surat rencana aksi mogok yang beredar luas adalah hoaks.
Ilustrasi pesawat Garuda. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pilot Garuda (APG) menegaskan bahwa karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk belum mengambil pernyataan sikap dan tidak akan mogok sementara. APG juga mengklarifikasi surat rencana aksi mogok karyawan Garuda yang sempat beredar sebagai surat hoaks.

Sebelumnya, beredar surat yang menyatakan bahwa karyawan akan mogok menyikapi salah satu pernyataan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Pullman pada Rabu (24/4) kemarin.

Surat tersebut terlihat ditanda-tangani Presiden APG Captain Bintang Hardiono dan Ketua Umum Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) Ahmad Irfan dan memaparkan pernyataan salah satu pemegang saham dalam RUPST telah menjadi sentimen negatif untuk harga saham Garuda Indonesia. Selain itu, kepercayaan masyarakat juga luntur terhadap maskapai tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah dikonfirmasi, Bintang menegaskan karyawan belum mengambil sikap atas perseteruan salah satu pemegang saham dengan manajemen saat ini. Namun, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan seluruh karyawan untuk mendiskusikan situasi ini.

"Hoax surat itu. Sementara berjalan normal. Hanya saja memang kami akan sikapi berita-berita yang beredar di luar itu. Tapi kami belum buat pernyataan," kata Bintang kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (27/4).

Ia mengaku tak tahu mengapa surat palsu itu bisa tersebar di publik. Yang pasti, belum ada kesimpulan yang bisa diambil oleh karyawan Garuda Indonesia atas perbedaan pendapat antara pemegang saham dengan manajemen.

"Tidak tahu saya, namanya politik," ujarnya.

Diketahui, dua komisaris Garuda Indonesia menolak menandatangani buku laporan keuangan tahunan 2018. Mereka adalah Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, perwakilan dari PT Trans Airways dan Finegold Resources Ltd selaku pemilik dan pemegang 28,08 persen saham Garuda Indonesia.

Mereka tidak mengakui pendapatan transaksi yang tertuang di dalam perjanjian kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan antara Mahata dan anak usaha Garuda Indonesia, yakni PT Citilink Indonesia.

Sebab, pendapatan sebesar US$239,94 juta yang merupakan pendapatan Garuda Indonesia atas kerja sama itu belum juga dibayarkan oleh Mahata hingga akhir 2018. Namun, manajemen tetap mengakuinya sebagai pendapatan perusahaan.

Keputusan itu membuat kinerja Garuda Indonesia terlihat lebih baik pada 2018. Bila pada 2017 masih rugi sebesar US$216,58 juta, perusahaan tercatat membukukan laba pada 2018 sebesar US$809,84 ribu.

--

Catatan redaksi: Presiden APG Captain Bintang Hardiono ketika dihubungi kembali oleh CNNIndonesia.com menyatakan surat rencana aksi benar ada, tapi masih berupa draft dan belum dikirimkan. Bintang juga menyatakan surat bukan konsumsi publik. 



(aud/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER