Jakarta, CNN Indonesia --
Bank-bank Eropa mulai memperketat aliran
kredit ke korporasi dan rumah tangga. Hal itu dilakukan seiring dengan meningkatnya syarat yang diberlakukan bank-bank terhadap peminjam.
Mengutip
AFP, Selasa (23/7), jajak pendapat bank sentral Eropa menyebut 144 bank menaikkan syarat kredit konsumen mereka pada April hingga Juni.
Di antara negara-negara terbesar di zona Euro, yakni Jerman,
Prancos, dan Italia, memberlakukan pengetatan aliran kredit, terutama untuk segmen bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Spanyol masih datar, sedang bank-bank yang berbasis di Belanda justru melakukan pelonggaran.
"Toleransi risiko lebih rendah untuk pinjaman kepada perusahaan. Persepsi risiko lebih tinggi, disertai dengan biaya dana yang lebih tinggi, dan kendala neraca berdampak pada pengetatan kredit," tulis
ECB, bank sentral Eropa, dalam keterangan resmi.
Padahal, dari sisi permintaan, survei melansir selera perusahaan untuk mengambil kredit terus meningkat pada kuartal kedua. Apalagi, tingkat suku bunga landai dan meningkatnya aktivitas merger dan akuisisi.
Permintaan kredit pemilikan rumah (
KPR), misalnya, diklaim sedang meningkat didukung pertumbuhan pasar dan bertumbuhnya kepercayaan konsumen. Namun, kebijakan pengetatan bakal berdampak menyurutkan aliran kredit.
Kamis (25/7) lusa, para pemangku kebijakan disebut akan melakukan pertemuan untuk menentukan arah moneter di zona Euro. Beberapa tahun terakhir, bank sentral Eropa menetapkan suku bunga pada level rendah. Tujuannya untuk merangsang ekonomi riil.
Pada Juni lalu, bank sentral Eropa menurunkan proyeksi pertumbuhan dan
inflasinya untuk periode 2020 dan 2021 karena rem ekspansi usaha tak kunjung reda.
"Risiko seputar prospek pertumbuhan kawasan Euro terus miring ke bawah," tukas Anggota Dewan Benoit
Coeure dalam pidatonya di Paris, pekan lalu.
(afp/bir)