Ekspektasi Suku Bunga AS dan Eropa Bikin Rupiah Bertenaga

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jul 2019 16:43 WIB
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.977 per dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) sore, atau menguat 0,14 persen dibanding posisi penutupan kemarin.
Ilustrasi mata uang. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.977 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Kamis (25/7) sore. Angka itu menguat 0,14 persen dibanding penutupan Rabu (24/7) yakni Rp13.997 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.986 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin yakni Rp14.011 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah berada di dalam rentang Rp13.975 hingga Rp13.991 per dolar AS.

Sore hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang melemah seperti ringgit Malaysia sebesar 0,02 persen, yuan China sebesar 0,05 persen, dolar Singapura sebesar 0,06 persen, dan won Korea Selatan yang juga melemah 0,31 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, terdapat pula mata uang yang menguat terhadap dolar AS seperti baht Thailand sebesar 0,06 persen, rupee India sebesar 0,07 persen, yen Jepang sebesar 0,08 persen, dan peso Filipina sebesar 0,12 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong tidak bergerak melawan dolar AS.

Sementara itu, mata uang negara maju terpantau melemah, seperti euro sebesar 0,06 persen, poundsterling Inggris sebesar 0,07 persen, dan dolar Australia sebesar 0,14 persen.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan saat ini investor tengah fokus dalam menanti hasil dari pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (25/7) waktu setempat. Pasalnya, petinggi ECB kemungkinan akan mengumumkan rencana penurunan suku bunga acuan sebesar 10 basis poin pada September nanti.

Tak hanya itu, sentimen positif juga muncul dari prediksi bank sentral AS The Fed yang berpeluang besar bersikap dovish pada pertemuan rapat komite pasar federal terbuka (FOMC) akhir bulan ini. Ini mengingat data ekonomi AS terbaru menunjukkan hasil mengecewakan.

Pembacaan awal atas data indeks manufaktur AS periode Juli 2019 diumumkan di level 50 oleh Markit, angka ini di bawah konsensus analis sebesar 50,9.
[Gambas:Video CNN]

"Nilai sebesar 50 menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di AS tak membukukan ekspansi pada bulan Juli jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, walaupun di sisi lain juga tak membukukan kontraksi," jelas Ibrahim, Kamis (25/7). (glh/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER