Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Kepercayaan
Bisnis Jerman tiarap ke level terendahnya dalam 7 tahun terakhir sejak 2012 silam. Menurunnya tingkat kepercayaan pemimpin bisnis di
Jerman terjadi seiring meningkatnya kekhawatiran tentang
resesi ekonomi.
Dalam survei, seperti dilansir
AFP, Senin (26/8), Indeks Kepercayaan Bisnis Jerman turun ke level 94,3 poin pada Agustus 2019. Padahal, indeks tersebut sudah turun tajam pada Juli lalu.
Survei yang dilakukan Ifo Institute terhadap 9.000 perusahaan Jerman menggambarkan pandangan suram di kalangan eksekutif di negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekhawatiran di antara para pemimpin perusahaan Jerman semakin dalam dan menjadi. Tanda-tanda resesi di Jerman semakin meningkat. Perusahaan-perusahaan itu menilai situasi saat ini lebih negatif. Pesimisme meningkat," tutur Presiden Ifo Clemens Fuest.
Pesimisme tersebut datang dari lambatnya permintaan, sejalan dengan meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China. Perang dagang AS-China terjadi setahun terakhir, tanpa perkembangan positif. Belum lagi, kekhawatiran terhadap keluarnya Inggris dari persekutuan Uni Eropa (Brexit).
"Jerman di ambang resesi. Ekonomi dunia yang lemah, ancaman Brexit dan meningkatnya konflik perdagangan antara AS-China adalah beban berat, khususnya bagi jantung industri ekonomi Jerman," imbuh Ekonom Kfw Klaus Borger.
Pekan lalu, bank sentral Jerman memperingatkan ekonomi negaranya dapat memasuki masa resesi pada kuartal ketiga sebagai akibat kontraksi produksi industri. "Di sektor manufaktur, penurunan iklim bisnis tidak dapat dihentikan," jelas Fuest melanjutkan.
[Gambas:Video CNN]Pesimisme serupa tampak pada krisis finansial pada 2009 silam. Ketika itu, Indeks Kepercayaan Bisnis turun untuk kesebelas kalinya dalam 12 bulan terakhir.
Analis ING Carsten Brzeski menuturkan dalam jangka pendek, sebetulnya Jerman masih memiliki harapan untuk bangkit (rebound). "Meskipun, secara khusus, sektor manufaktur Jerman bisa dikatakan terjun bebas," katanya.
(afp/bir)