Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah mempertimbangkan pengajuan ganti rugi kepada
Boeing terkait retakan yang terjadi pada
pickle fork satu unit armada Boeing 737-800NG.
"Itu sedang kami pertimbangkan (kompensasi)," kata Dirut Garuda Indonesia Askhara, Rabu (16/10).
Perusahaan maskapai pelat merah itu telah menginspeksi seluruh armada Boeing 737-800 NG yang mencapai 30 ribu siklus terbang (
flight cycle). Inspeksi dilakukan sebagai tindak lanjut dari imbauan Federal Aviation Administration (FAA) melalui Continued Airworthiness Notification to the International Community (CANIC).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan mengatakan peseroan telah mengambil upaya antisipasi dengan menghentikan terbang sementara (
grounded) pesawat tersebut sejak 5 Oktober lalu. Perusahaan juga berkoordinasi dengan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan dalam menindaklanjuti laporan FAA tersebut.
"Satu ditemukan ada retakan kecil, terus kami langsung
grounded 5 Oktober. Kami langsung lapor ke DKPPU dan lapor ke Boeing," ujarnya.
Selain pada armada Garuda Indonesia, dugaan retak pesawat juga ditemukan pada dua pesawat Boeing 737-800 NG milik Sriwijaya Air dari lima pesawat yang berumur lebih dari 30 ribu FCN. Sementara Batik Air dan Lion Air tidak memiliki pesawat yang berumur melebihi 30 ribu FCN.
[Gambas:Video CNN] (ulf/agt)