
Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Mandek 5,05 Persen Kuartal III
CNN Indonesia | Jumat, 01/11/2019 19:29 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 sebesar 5,05 persen. Artinya, ekonomi dalam negeri bergerak stagnan dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya yang juga tumbuh 5,05 persen.
"Kami optimistis kuartal III 2019 di atas 5 persen, mungkin seperti yang disampaikan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) 5,05 persen," ucap Sri Mulyani, Jumat (1/11).
Untuk mempertahankan ekonomi di kisaran 5,05 persen, Sri Mulyani berharap konsumsi rumah tangga tetap di atas 5 persen. Pasalnya, mayoritas sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih ditopang oleh konsumsi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sebanyak 55,79 persen pembentukan pertumbuhan ekonomi berasal dari konsumsi pada kuartal II 2019. Penyumbang kedua terbesar berasal dari investasi sebesar 31,25 persen.
Karenanya, Sri Mulyani juga berharap agar pertumbuhan rata-rata investasi berada di atas 5 persen. Namun, ia mengakui ada tantangan dari eksternal dalam menjaga ekonomi di dalam negeri.
"Mungkin yang berat eksternalnya, ekspor. Meskipun kemarin sudah menunjukkan ada perbaikan," kata Sri Mulyani.
Mengutip BPS, neraca perdagangan Indonesia memang masih tercatat defisit sebesar US$160 juta pada September 2019. Posisi ini berbanding terbalik dari kondisi Agustus 2019 yang surplus US$80 juta.
Jika diakumulasi, defisit neraca perdagangan Januari-September 2019 mencapai US$1,95 miliar. Realisasi defisit ini lebih rendah ketimbang periode Januari-September 2019 yang masih mencapai US$3,78 miliar.
Defisit perdagangan September 2019 terjadi lantaran nilai impor yang lebih besar ketimbang ekspor. Rinciannya, nilai ekspor hanya US$14,1 miliar dan impor US$14,26 miliar.
[Gambas:Video CNN] (aud/age)
"Kami optimistis kuartal III 2019 di atas 5 persen, mungkin seperti yang disampaikan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) 5,05 persen," ucap Sri Mulyani, Jumat (1/11).
Untuk mempertahankan ekonomi di kisaran 5,05 persen, Sri Mulyani berharap konsumsi rumah tangga tetap di atas 5 persen. Pasalnya, mayoritas sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih ditopang oleh konsumsi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sebanyak 55,79 persen pembentukan pertumbuhan ekonomi berasal dari konsumsi pada kuartal II 2019. Penyumbang kedua terbesar berasal dari investasi sebesar 31,25 persen.
Karenanya, Sri Mulyani juga berharap agar pertumbuhan rata-rata investasi berada di atas 5 persen. Namun, ia mengakui ada tantangan dari eksternal dalam menjaga ekonomi di dalam negeri.
"Mungkin yang berat eksternalnya, ekspor. Meskipun kemarin sudah menunjukkan ada perbaikan," kata Sri Mulyani.
Mengutip BPS, neraca perdagangan Indonesia memang masih tercatat defisit sebesar US$160 juta pada September 2019. Posisi ini berbanding terbalik dari kondisi Agustus 2019 yang surplus US$80 juta.
Defisit perdagangan September 2019 terjadi lantaran nilai impor yang lebih besar ketimbang ekspor. Rinciannya, nilai ekspor hanya US$14,1 miliar dan impor US$14,26 miliar.
[Gambas:Video CNN] (aud/age)
ARTIKEL TERKAIT

Sri Mulyani Bahas Lem Aibon 'Anak Buah' Anies dengan Tito
Ekonomi 1 bulan yang lalu
'Titipan' Jokowi ke Sri Mulyani untuk Dirjen Pajak Baru
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Suryo Utomo, dari Staf Ahli Sri Mulyani ke Kursi Dirjen Pajak
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Jokowi Pilih Suryo Utomo Jadi Dirjen Pajak Baru
Ekonomi 1 bulan yang lalu
AS Potong Bunga Acuan, Sri Mulyani Harap Investasi Lebih Baik
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Perang Dagang, BI Proyeksi Ekonomi Dunia Tumbuh 2,9 Persen
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

ICW Sebut Korupsi Dana Desa Desa Kian Meningkat
Nasional • 17 November 2019 04:20
TNI: Kesepakatan RI-Malaysia Dongkrak Ekonomi di Perbatasan
Nasional • 17 November 2019 01:16
Menkominfo Koordinasi dengan Menkeu soal Pajak Netflix
Teknologi • 01 November 2019 08:47
Momen Keakraban Sri Mulyani-Prabowo: Sini, Pak, Foto Bareng
Nasional • 31 October 2019 21:32
TERPOPULER

Jasa Marga Jelaskan 'Jalan Bergelombang' Tol Layang Japek II
Ekonomi • 16 jam yang lalu
Tarif Tol Jagorawi Naik Jadi Rp7.000 per 19 Desember
Ekonomi 11 jam yang lalu
BPH Migas: Digitalisasi Nozzle Efektif Awasi BBM Bersubsidi
Ekonomi 13 jam yang lalu