Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (
Jokowi) mengaku belum mengantongi nama tokoh yang sekiranya bisa dijadikan kepala Badan Otoritas
Ibu Kota Negara (BOI). Namun, ia ingin pucuk pimpinan organisasi itu berasal dari kalangan muda dan 'kelas berat'.
"Belum (ada), ini kelas berat. Itu baru dicari, (maunya) muda, tapi kalau nanti dapatnya yang tua juga tidak apa-apa," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (17/1).
Kendati belum mengantongi nama calon, namun kepala negara menjelaskan kriteria 'kelas berat' apa saja yang harus dimiliki oleh Kepala BOI mendatang.
Pertama, harus mengerti masalah keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maklum saja, BOI bertugas untuk mengurus semua kebutuhan dana pembangunan ibu kota baru, mulai dari siapa saja pihak yang akan berinvestasi, membangun, hingga memetakan kecukupan pendanaan untuk membangun ibu kota baru.
"
Kedua, harus mengerti juga soal urban planning, tata kota," ungkapnya.
Menurut orang nomor satu di Indonesia, syarat ini harus dipenuhi karena pemerintah ingin membangun ibu kota baru dengan serba modern, inovatif, ramah lingkungan, dan lainnya. Ia ingin semua keinginan itu bisa dilaksanakan dan hadir secara harmonis di ibu kota baru.
"Dan memiliki jaringan internasional," imbuhnya.
Bagi mantan gubernur DKI Jakarta itu, kemampuan ini perlu ada karena Indonesia ingin menjaring investasi dari negara-negara di dunia ke ibu kota baru. Apalagi, targetnya ibu kota baru memiliki kluster pendidikan dan riset kelas dunia semacam Silicon Valley di San Francisco, Amerika Serikat.
[Gambas:Video CNN]Sillion Valley merupakan kawasan tempat berkumpulnya para perusahaan teknologi kelas dunia, seperti Apple, Google, Intel, Yahoo!, dan lainnya. Selain itu, ia ingin pembangunan ibu kota baru menggunakan teknologi canggih dan modern, sehingga butuh kemahiran dari negara-negara yang sudah lebih maju dari Indonesia.
Di luar itu semua, Jokowi menegaskan para jajaran pejabat BOI akan 100 persen berasal dari Indonesia. Hal ini berbeda dengan keputusannya untuk dewan pengarah pembangunan ibu kota baru.
Sebab, ia justru menunjuk tokoh-tokoh internasional. Mereka adalah Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ), CEO Softbank Masayoshi Son, dan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair.
Sebelumnya, Jokowi menargetkan BOI bisa segera terbentuk untuk mengurus semua proses pembangunan ibu kota baru. Saat ini, perencanaan ibu kota baru berada di tangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Nantinya, akan dieksekusi oleh BOI.
(uli/agt)