BI Ramal Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5,1 Persen pada 2019

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jan 2020 19:12 WIB
BI memperkirakan ekonomi hanya akan tumbuh di bawah 5,1 persen pada 2019.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2019 di bawah 5,1 persen. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah 5,1 persen pada 2019. Artinya, laju ekonomi tahun lalu melambat dibandingkan periode sebelumnya yang masih bisa tumbuh 5,17 persen.

Proyeksi itu juga lebih rendah dari outlook pemerintah sebesar 5,1 persen. Begitu pula dengan target awal di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 5,3 persen.

"Perkiraan kami memang sedikit di bawah 5,1 persen, tapi masih di atas 5 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (23/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Perry ada beberapa hal yang mempengaruhi laju ekonomi tahun lalu. Dari global, ketidakpastian membayangi ekonomi sepanjang tahun.

Hal ini tak lepas dari masih berlangsungnya ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China. Sementara kesepakatan damai antar kedua negara baru diproses jelang akhir tahun lalu.

Penandatangan kesepakatan dagang fase I antara AS-China dilangsungkan pada 15 Januari 2020 lalu. Hal ini membuat laju perekonomian dunia dan harga komoditas belum pulih.

Sementara, di dalam negeri, Perry mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional belum cukup optimal karena pengaruh siklus. Menurut BI, Indonesia sempat berada di siklus ekonomi rendah pada tahun lalu.

"Siklus ekonomi ini yang mencerminkan dinamika ekonomi Indonesia. Siklus menunjukkan ekonomi banyak dipengaruhi oleh harga komoditas dan permintaan luar negeri," terangnya.

Di sisi lain, siklus ekonomi rendah juga menempatkan kondisi sektor keuangan yang kurang bergairah pada tahun lalu. Hal ini pula membuat pertumbuhan kredit bank cuma sekitar 6,08 persen pada 2019.

"Kenapa ini rendah? Pertumbuhan kredit akan tinggi bila pertumbuhan ekonomi tinggi, selama masih rendah, maka siklus tetap belum optimal," katanya.

Kendati begitu, Perry memperkirakan perekonomian nasional akan membaik pada tahun ini. Proyeksinya, ekonomi bisa mencapai 5,3 persen atau berada di titik tengah dari rentang 5,1 persen sampai 5,5 persen.

Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan sejumlah negara. BI memperkirakan ekonomi global membaik dari 3,1 persen menjadi 3,2 persen, sehingga turut mendorong perbaikan di sejumlah sektor.

[Gambas:Video CNN]

"Harga komoditas juga akan membaik, demikian juga aliran modal asing yang masuk ke Indonesia," tuturnya.

Sementara dari dalam negeri, Perry memperkirakan ekonomi nasional meningkat berkat pertumbuhan ekspor dan investasi. Pasalnya, pemerintah juga akan mempercepat perizinan investasi dengan kebijakan omnibus law berupa Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja alias Cilaka.

"Kebijakan BI pun akan mendorong momentum dan siklus Indonesia yang meningkat. Di sisi fiskal dan riil juga akan mendorong, apalagi ini jadi fokus Presiden Jokowi, dari manufaktur, hilirisasi, pertanian, dan lainnya," pungkasnya.

(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER