Menteri ESDM Sebut Target Bangun Smelter Tak Sesuai Harapan

CNN Indonesia
Senin, 27 Jan 2020 17:57 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkap kondisi pembangunan 52 smelter pemerintah tak berjalan sesuai dengan harapan.
Ilustrasi. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkap kondisi pembangunan 52 smelter pemerintah tak berjalan sesuai dengan harapan. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari0
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkap kondisi pembangunan 52 proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) yang dicanangkan akan selesai pada 2023 tidak sesuai dengan harapan pemerintah.

"Target pembangunan smelter total sebanyak 52 unit, setelah melakukan pemeriksaan progres, proyek belum mencapai tingkat yang diharapkan," kata Arifin di tengah rapat kerja (raker) dengan komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin (27/1).

Berdasarkan paparan Arifin, jumlah smelter yang sudah rampung sejak 2019 berjumlah 17 unit smelter. Sementara, target untuk tahun ini sendiri mencapai 21 unit smelter, dengan target akhir pada 2023 sebanyak 52 unit smelter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin memaparkan beberapa kendala yang terjadi dalam progres pembangunan smelter saat ini. Menurutnya, terdapat tiga kendala yang saat ini menghambat kemajuan pembangunan smelter.

"Terdapat kendala, tiga utama. Masalah pendanaan pembangunan, aturan daerah, dan pasokan energi listriknya," papar Arifin.

Sejalan dengan kendala tersebut, dia mengungkap kementerian telah menyiapkan strategi untuk memenuhi kebutuhan listrik pembangunan smelter hingga 2022. Diperkirakan, kebutuhan listrik pembangunan tersebut dapat mencapai 4.798 MegaWatt (MW).

Ia pun memaparkan terdapat tiga hal yang akan dicoba pihaknya dalam memenuhi kebutuhan listrik tersebut.

"Yakni pemenuhan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pemenuhan pengembang smelter, dan kerjasama pengembang smelter dengan non-PLN," jelasnya singkat.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM memangkas proyeksi pembangunan smelter menjadi 52 pada 2022. Padahal, pemerintah telah menargetkan jumlahnya bisa mencapai 68 smelter.

"Smelter kami (sudah) lakukan evaluasi. Dari yang (target awal) 68 (smelter), kemudian sekarang ini berubah menjadi 52. Tapi sejalan dengan itu, mudah-mudahan bisa menjadi 68 juga (ke depan)," kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Ditjen Minerba Yunus Saefulhak di Kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Kamis (23/1).

Penurunan proyeksi smelter tersebut sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya smelter nikel. Berdasarkan paparan Yunus, smelter nikel yang semula ditargetkan berjumlah 41 smelter turun menjadi 29 smelter.[Gambas:Video CNN]

(ara/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER