
Kementerian ESDM Ungkap Target Lifting Minyak Turun Pada 2024
CNN Indonesia | Kamis, 30/01/2020 06:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian ESDM menargetkan produksi siap jual (lifting) minyak mencapai 743 ribu barel per hari (bph) pada 2024. Target tersebut 0,4 persen di bawah realisasi 2019 sebesar 746 ribu bph.
Dikutip dari Antara, Rabu (29/1), target tersebut ditetapkan dalam data pembangunan dan target rencana strategis Kementerian ESDM hingga 5 tahun ke depan.
"Kami akan memanfaatkan sumur-sumur (minyak) yang sudah lama ditinggalkan atau sumur tua untuk bisa diproduksi kembali dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada, seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) atau biochemical surfactant," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Arifin mengungkapkan program EOR diperkirakan memakan waktu lebih lama mengingat harus menemukan formula komposisi EOR dan biochemical surfactant yang tepat.
Program EOR dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan karakter subsurface yang ada di Wilayah Kerja (WK) Migas.
Beberapa lapangan migas juga diharapkan menambah lifting minyak Indonesia selama beberapa tahun ke depan.
Pemerintah memperkirakan Lapangan Ande-Ande Lumut di Natuna bakal menambah lifting minyak sebesar 25 ribu bph pada 2023.
Selain itu, Indonesia Deepwater Development/IDD juga akan menambah lifting minyak sebesar 23 ribu bph pada 2024. Berikutnya, Lapangan Abadi, Blok Masela sebesar 36 ribu bph pada 2027.
"Sisanya kami bisa mempercepat cekungan-cekungan WK yang masih ada di kawasan kita," ungkapnya.
Selain itu, potensi lifting lain dapat berasal dari penggalian batuan sumber (source rock). Namun, cara tersebut membutuhkan biaya eksplorasi yang lebih mahal.
"Cost-nya lebih mahal tetapi teknologi bisa mengatasi," katanya.
Lebih lanjut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" melakukan upaya serupa dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
[Gambas:Video CNN]
Hasil penelitian teknologi itu ditawarkan kepada pemilik WK Migas.
"Yang mau memanfaatkan teknologi ini bisa di-scale up dahulu dengan konsep no gain, no pain," ujarnya.
(Antara/sfr)
Dikutip dari Antara, Rabu (29/1), target tersebut ditetapkan dalam data pembangunan dan target rencana strategis Kementerian ESDM hingga 5 tahun ke depan.
"Kami akan memanfaatkan sumur-sumur (minyak) yang sudah lama ditinggalkan atau sumur tua untuk bisa diproduksi kembali dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada, seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) atau biochemical surfactant," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Arifin mengungkapkan program EOR diperkirakan memakan waktu lebih lama mengingat harus menemukan formula komposisi EOR dan biochemical surfactant yang tepat.
Beberapa lapangan migas juga diharapkan menambah lifting minyak Indonesia selama beberapa tahun ke depan.
Pemerintah memperkirakan Lapangan Ande-Ande Lumut di Natuna bakal menambah lifting minyak sebesar 25 ribu bph pada 2023.
Selain itu, Indonesia Deepwater Development/IDD juga akan menambah lifting minyak sebesar 23 ribu bph pada 2024. Berikutnya, Lapangan Abadi, Blok Masela sebesar 36 ribu bph pada 2027.
Selain itu, potensi lifting lain dapat berasal dari penggalian batuan sumber (source rock). Namun, cara tersebut membutuhkan biaya eksplorasi yang lebih mahal.
"Cost-nya lebih mahal tetapi teknologi bisa mengatasi," katanya.
Lebih lanjut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" melakukan upaya serupa dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
[Gambas:Video CNN]
Hasil penelitian teknologi itu ditawarkan kepada pemilik WK Migas.
"Yang mau memanfaatkan teknologi ini bisa di-scale up dahulu dengan konsep no gain, no pain," ujarnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
EKOPEDIA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Jokowi Cabut Perpres Izin Investasi Miras
Ekonomi • 4 jam yang lalu
Melihat Tokoh Yang Buat Jokowi Cabut Perpres Investasi Miras
Ekonomi 3 jam yang lalu
Jack Ma Terlempar Dari Peringkat Pertama Orang Terkaya China
Ekonomi 1 jam yang lalu