BI Catat Keyakinan Konsumen Menurun pada Januari 2020

CNN Indonesia
Kamis, 06 Feb 2020 14:28 WIB
Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi melemah pada Januari 2020.
Survei BI mengindikasikan optimisme konsumen menurun pada Januari 2020. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi melemah pada Januari 2020. Kondisi itu tercermin dari merosotnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menjadi 121,7 atau turun 3,7 persen dibandingkan Desember 2019.

Melemahnya optimisme konsumen disebabkan oleh penurunan persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) turun 3,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 109,6. Penurunan juga terjadi pada Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) sebesar 5,9 poin menjadi 133,7.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, persepsi konsumen tetap berada di teritori positif karena masih di atas 100.


"Konsumen memandang positif kondisi ekonomi saat ini terutama dari kondisi penghasilan dan pembelian barang tahan lama," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (6/2).

Pelemahan IKK bulan lalu terjadi pada seluruh kelompok tingkat pengeluaran responden. Adapun penurunan terdalam terjadi pada responden dengan pengeluaran di atas Rp5 juta per bulan.

Dari sisi usia, penurunan IKK terjadi pada hampir seluruh kelompok usia responden di mana penurunan terdalam terjadi pada kelompok usia 51-60 tahun.

Secara wilayah, penurunan keyakinan konsumen terjadi di 10 kota, dengan penurunan terdalam terjadi di Surabaya (-20,19 poin), Medan (-12,9 poin), dan Jakarta (-7,6 poin).

[Gambas:Video CNN]

Selanjutnya, hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga sedikit meningkat selama 12 bulan mendatang (Januari 2021). Hal itu terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga setahun mendatang yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya yaitu dari 179,1 menjadi 183,9.

"Peningkatan tekanan harga tersebut dipengaruhi oleh permintaan yang diprakirakan lebih tinggi pada tahun depan," ujarnya.


(sfr/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER