Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyatakan stok bahan baku berupa
garam industri mulai menipis. Pengusaha memperkirakan stok yang ada sekarang hanya cukup untuk produksi sampai akhir bulan ini.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menuturkan pihaknya sudah mengajukan untuk mengimpor bahan baku garam industri sebanyak 560 ribu ton. Namun, pemerintah belum mengeluarkan izin impor untuk garam industri.
"Kalau permintaan kami satu tahun impor garam 560 ribu ton. Ini belum semua diproses. Saya belum tahu izinnya yang dikeluarkan berapa nanti," ucap Adhi kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (6/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, produksi makanan dan minuman bisa saja berhenti jika pemerintah tak segera mengeluarkan izin impor garam industri. Terlebih, beberapa perusahaan yang memasok garam industri ke perusahaan makanan dan minuman juga mulai kehabisan stok.
"Industri garam yang memasok ke industri makanan dan minuman sudah ada yang kehabisan stok. Tapi ini tidak rata. Jadi ada perusahaan yang memiliki stok, tapi beberapa habis," jelas Adhi.
Selain garam industri, Adhi bilang perusahaan makanan dan minuman juga membutuhkan tambahan pasokan gula kristal rafinasi (GKR). Sejauh ini, pemerintah baru mengeluarkan izin impor untuk 1,4 juta ton GKR.
"Izin impor GKR sudah keluar sebanyak 1,4 juta ton. Perkiraan (cukup hanya) sampai Mei 2020," ujar Adhi.
Ia bilang kebutuhan GKR tahun ini mencapai 3,2 juta ton. Jika tak terpenuhi, maka kegiatan produksi makanan dan minuman berpotensi terganggu.
"Total dalam rapat koordinasi sudah disepakati. Tapi setelahnya izin impor akan bergantung Kementerian Perdagangan," pungkas Adhi.
[Gambas:Video CNN] (aud/age)