Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei pemantauan harga kebutuhan masyarakat
Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat
inflasi sebesar 0,11 persen secara bulanan pada Maret 2020. Inflasi terbilang stabil rendah di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Minggu ketiga, inflasi Maret diperkirakan 0,11 persen secara month-to-month dan secara tahunan 2,98 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa (24/3).
Perry mengatakan tingkat inflasi terbilang rendah bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,28 persen secara bulanan. Namun, stagnan secara tahunan dari bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tingkat inflasi terbilang stabil karena didukung kecepatan pemerintah dalam memastikan pasokan dan distribusi bahan pangan di berbagai daerah. Selain itu, pemantauan harga juga dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah.
"Ketersediaan pasokan bahan makanan itu cukup, sehingga harga tetap terkendali," imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi sebesar 0,28 persen pada Februari 2020 karena pengaruh andil kenaikan harga kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,25 persen dengan inflasi mencapai 0,95 persen.
"Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah bawang putih dengan andil 0,09 persen, cabai merah 0,06 persen, daging ayam ras dan jeruk masing-masing berandil 0,02 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti.
Sumbangan inflasi juga diberikan oleh rokok kretek filter, beras, minyak goreng, rokok putih, cabai rawit, bawang bombai, dan kentang dengan inflasi 0,01 persen.
Kemudian, disumbang oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,02 persen dan inflasi 0,09 persen. "Ini disumbang oleh harga sewa rumah dan bahan bakar rumah tangga yang terdiri dari minyak tanah, gas LPG," jelasnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/age)