Pabrik Mulai Pulih Usai Corona, Indeks PMI China ke Atas 50

CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2020 19:57 WIB
Aktivitas pabrik mulai pulih di China dan mengerek Purchasing Managers Index menjadi 52 pada Maret.
Aktivitas pabrik mulai pulih di China dan mengkerek indeks PMI menjadi 52 pada Maret. Ilustrasi. (Chinatopix via AP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivitas pabrik mulai kembali pulih di China, usai penutupan panjang akibat pandemi virus corona. Pembatasan yang ketat membuat ekonomi China hampir berhenti selama beberapa bulan.

Angka produksi China sempat terjun ke level terendah sepanjang 30 tahun pada Februari lalu. Namun, rilis data terbaru, Purchasing Managers Index (PMI) China berada jauh di atas ekspektasi.

Menurut Biro Statistik China (National Bureau of Statistics/NBS), PMI mencapai 52,0 pada Maret. Angka tersebut meroket dari 35,7 pada Februari. Bahkan, survei Bloomberg memprediksi PMI China pada Maret bisa menyentuh 44,8.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari AFP, NBS mengatakan angka PMI tersebut mencerminkan bahwa lebih dari setengah perusahaan yang disurvei melakukan perbaikan pekerjaan dan produksi mereka dari bulan sebelumnya. Walaupun, angka PMI tidak mewakili operasi ekonomi China telah kembali ke tingkat normal.

PMI non-manufaktur China pun berada di 52,3. Angka ini pun jauh di atas prediksi analis. Ahli statistik senior NBS Zhao Qinghe mengatakan meskipun rebound dalam PMI manufaktur, namun kondisi masih dalam tekanan yang relatif besar pada produksi dan operasi perusahaan.

Menurut Qinghe, perusahaan sedang menghadapi pendanaan yang ketat, diikuti oleh permintaan pasar yang tinggi. Selain itu, virus corona pun masih menyerang perdagangan global. Analis memperkirakan PMI China akan jatuh kembali ke zona kontraksi bulan depan.

Di sisi lain, Kepala OCBC Bank China Tommy Xie memperingatkan seharusnya China tidak terlalu 'senang' menanggapi rebound dalam PMI.

"Februari benar-benar bulan yang buruk bagi China. Produsen mengalami gangguan pasokan yang sangat besar karena penutupan pabrik dan kontrol gerakan. Pemulihan apa pun dari Februari, adalah semacam kesepakatan," ujar Xie kepada AFP.

China kemungkinan akan terdampak dari kurangnya permintaan global pada April. Pasalnya, pabrik di luar negeri masih menunda operasi karena pandemi virus corona.

Analis juga memperingatkan bahwa data ekonomi lainnya China pada periode Maret berpotensi tidak bagus. Pandemi corona telah menyebabkan lebih dari sepertiga populasi dunia terkurung di rumah mereka, para ekonom memperkirakan resesi paling ganas akan terjadi dalam sejarah.

[Gambas:Video CNN]

(age/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER