Ekspor Udang Hingga Tekstil Anjlok di Tengah Wabah Corona

CNN Indonesia
Jumat, 03 Apr 2020 18:35 WIB
FPCI mengungkap kegiatan ekspor-impor di Indonesia terpukul karena penyebaran virus corona, khususnya karena lockdown di China.
FPCI mengungkap kegiatan ekspor-impor di Indonesia terpukul karena penyebaran virus corona. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), lembaga nirlaba, mengungkap kegiatan ekspor-impor di Indonesia terpukul karena penyebaran virus corona, khususnya karena lockdown di China. Pasalnya, Negeri Tirai Bambu menjadi salah satu tujuan ekspor utama dan negara asal impor terbesar untuk Indonesia.

Mengutip riset FPCI, penyebaran virus corona berdampak buruk bagi penghasil udang di Indonesia. Nilai ekspornya anjlok hingga 95,7 persen menjadi US$1 miliar pada Februari 2020 dari dibandingkan posisi akhir 2019 yang mencapai US$23 miliar.

Hal yang sama terjadi bagi pelaku di sektor tekstil. Permintaan ekspor secara global turun tajam karena wabah virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan total ekspor Indonesia pada Februari 2020 sebesar US$13,94 miliar atau naik 2,24 persen dari bulan sebelumnya US$13,41 miliar. Sementara, nilai impor turun 18,69 persen menjadi US$11,6 miliar dari sebelumnya US$14,28 miliar.

FPCI menilai impor anjlok karena ada aktivitas pengiriman barang turun dari seluruh negara, khususnya China seiring dengan keputusan lockdown di negara tersebut.

Di samping itu, virus corona juga mempengaruhi penjualan kendaraan roda empat di Indonesia. FPCI menjabarkan penjualan mobil pada Februari 2020 hanya sebanyak 79.573 unit. Jumlahnya turun 2,73 persen dari Februari 2019 yang mencapai 81.809 unit.

FPCI menyatakan jumlah penjualan mobil pada Februari 2020 merupakan yang terendah sejak Juni 2019. Hal ini terjadi karena ada penundaan pembelian bus dan jenis kendaraan lain untuk sektor pariwisata.

Kemudian, dampak lain juga dirasakan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyatakan total penjualan industri UMKM turun sekitar 30 persen-35 persen sejak Februari hingga Maret 2020.

Mayoritas UMKM yang paling terdampak berada di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Tangerang Selatan, Depok, dan Bandung. Khusus untuk Jakarta Barat, penurunannya mencapai 32 persen per hari untuk satu perusahaan.

PT Moka Teknologi Indonesia, salah satu perusahaan yang menyediakan layanan kasir secara digital kepada 30 ribu toko di Indonesia mengalami kerugian cukup besar. Masalahnya, saat ini banyak orang yang memilih tinggal di rumah ketimbang pergi ke berbagai tempat atau pusat perbelanjaan.

[Gambas:Video CNN]

(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER