Pemangkasan Produksi 9,7 Juta Bph Terbangkan Harga Minyak

CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2020 09:39 WIB
Harga minyak terbang 7,7 persen usai OPEC plus sepakat memangkas produksi mereka sebanyak 9,7 juta barel per hari.
Minyak dunia menguat 7,7 persen usai OPEC plus sepakat memangkas produksi 9,7 juta barel per hari. Ilustrasi. (iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak menguat tajam Senin (13/4) setelah produsen minyak dunia dan sekutunya (OPEC) plus sepakat memangkas produksi. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 7,7 persen menjadi $ 24,52 per barel di perdagangan Asia awal pekan ini.

Sedangkan minyak mentah Brent, patokan internasional, naik 5,0 persen menjadi $ 33,08 per barel. Produsen minyak dunia yang didominasi oleh Arab Saudi dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia memutuskan untuk memangkas produksi minyak dunia sebanyak 9,7 juta barel per hari pada pertemuan virtual darurat yang dilaksanakan Minggu (12/4) kemarin.

Pemangkasan produksi dilakukan demi mendongkrak harga minyak yang belakangan ini jatuh sampai ke level terendah dalam 18 tahun terakhir. Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo menyebut pemotongan itu sebagai yang terbesar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bersejarah," katanya seperti dikutip dari AFP, Senin (13/4).

Meski dianggap bersejarah, namun analis mengatakan pemangkasan produksi minyak yang dilakukan oleh OPEC dan sekutunya tersebut lebih rendah dari yang diharapkan pasar. Pemangkasan tersebut kata mereka tidak akan menutupi kerugian permintaan yang terjadi akibat penyebaran wabah virus corona belakangan ini.

"Kesepakatan itu sedikit kurang dari yang diharapkan pasar. Kerja keras  tetap menjadi PR mengingat pasar sangat skeptis bahwa OPEC + sebenarnya akan mampu memangkas 10 juta barel per hari," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates LLC di Houston.

Pasar minyak telah dalam gejolak selama berminggu-minggu akibat pembatasan perjalanan yang diberlakukan di seluruh dunia demi mempersempit penyebaran virus corona. Gejolak juga terjadi akibat perang harga yang dilakukan Arab Saudi dengan Rusia. 

[Gambas:Video CNN]


(agt/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER