Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Perbankan
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan
kredit baru melambat pada kuartal I 2020, khususnya jenis kredit konsumsi seperti kredit multiguna dan kredit tanpa agunan (KTA). Proyeksinya, pertumbuhan kredit hanya mencapai 5,5 persen sepanjang tahun ini.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan perlambatan kredit baru tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru yang hanya mencapai 23,7 persen pada tiga bulan pertama tahun ini. Capaian itu turun drastis dari 70,6 persen pada kuartal IV 2019 dan 57,8 persen pada kuartal I 2019.
Onny mengatakan penurunan permintaan kredit baru utamanya berasal dari jenis kredit konsumsi. Tercatat, pertumbuhan permintaan kredit konsumsi baru anjlok dari 75,8 persen menjadi minus 7,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penurunan permintaan kredit konsumsi terutama terjadi pada kredit multiguna dan kredit tanpa agunan. Sementara permintaan kredit kepemilikan rumah (KPR) dan apartemen, kredit kendaraan bermotor, dan kartu kredit tercatat tumbuh melambat," kata Onny dalam keterangan tertulis, Kamis (16/4).
Lebih lanjut, permintaan kredit baru lesu di semua sektor dengan penurunan terbesar di pertambangan dan penggalian. Diikuti, sektor perdagangan besar dan eceran serta kesehatan dan kegiatan sosial.
Sementara pertumbuhan permintaan kredit baru di jenis kredit modal investasi turun dari 70,3 persen menjadi 15,1 persen. Sedangkan permintaan kredit modal kerja baru turun dari 65 persen menjadi 16,7 persen.
Kendati begitu, survei BI melihat permintaan kredit baru akan meningkat pada kuartal II 2020. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) yang lebih rendah, yaitu 9,1 persen pada kuartal I 2020 dari sebelumnya 10,9 persen pada kuartal IV 2019.
Peningkatan permintaan kredit baru utamanya akan berasal dari jenis kredit modal kerja dan UMKM. Hal ini didukung oleh berbagai kebijakan di sektor moneter dan perbankan.
"Misalnya, suku bunga kredit, biaya persetujuan kredit, jangka waktu kredit, dan plafon kredit. Di sisi lain, premi kredit, agunan, dan persyaratan administrasi diperkirakan lebih ketat pada kuartal II 2020," terangnya.
Khusus tingkat suku bunga kredit diramalkan turun sekitar 4 basis poin (bps) menjadi 11,17 persen untuk kredit modal kerja dan turun 5 bps menjadi 11,22 persen untuk kredit investasi. Sementara penurunan tingkat bunga kredit konsumsi sekitar 1 bps menjadi 12,93 persen pada kuartal II 2020.
"Penurunan terbesar akan terjadi pada kredit kendaraan bermotor 6 bps, diikuti KPR dan apartemen 9 bps, serta kredit multiguna 8 bps," katanya.
Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit bank diperkirakan mencapai 5,5 persen pada sepanjang tahun ini. Proyeksi ini jauh lebih rendah dari realisasi 2019 mencapai 6,1 persen dan survei periode sebelumnya 9,4 persen.
Begitu pula dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga diramal tidak setinggi tahun lalu. Hal ini tercermin dari proyeksi penghimpunan DPK yang hanya sekitar 71,6 persen atau lebih rendah dari tahun sebelumnya 73,3 persen.
[Gambas:Video CNN] (uli/age)