Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama
PT Garam (Persero) Budi Sasongko mengusulkan agar impor
garam wajib menyerap garam lokal. Menurutnya, kebijakan tersebut mampu menekan laju
impor yang terus menekan harga garam lokal yang saat ini hanya dihargai Rp400 hingga Rp300 per kilogram (Kg).
Ia pun tak muluk-muluk, harapannya importir diwajibkan menyerap 10 persen dari hasil tambak garam lokal untuk mengerek harga. Dari catatannya, akan ada 1,5 juta ton garam impor yang akan menambah stok garam tahun ini.
"1,5 juta ton garam tiap tahun muncul. Importir harusnya ikut menyerap garam domestik. Serap 10 persen saja, dicampurkan dengan garam impor," ucapnya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Senin, (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporannya, Budi mengatakan per 14 April 2020, terdapat 278 ribu ton garam bahan baku yang tersimpan di gudang perusahaan pelat merah itu. Estimasinya, stok dapat bertahan hingga 9 bulan ke depan.
Kendati berlimpah, ia mengaku impor garam masih dibutuhkan untuk kebutuhan industri makanan dan minuman. Pasalnya, penambak garam lokal belum dapat menyediakan garam dengan spesifikasi kadar Natrium Chloride (NaCl) 97 persen atau lebih.
Dalam usahanya menyerap stok garam berlebih, ia menyebut akan meningkatkan penyerapan dengan memproduksi garam kumur sebagai antiseptik dan garam penetral sebagai bahan pencuci sayur dan buah.
Ia menyebut kedua produk itu sudah bisa dibeli konsumen pada Mei mendatang. Namun, produksinya masih terbatas dan hanya didistribusikan lewat UKM.
"Kami tengah melakukan pengembangan produk baru garam kumur dan mengembangkan garam pencuci buah-buahan dan sayur. Ini lagi kami uji lab dan uji klinis. Mudah-mudahan Mei ini sudah bisa beredar," katanya.
Cara lainnya, Budi menyebut dirinya tengah mengusahakan garam makan masuk menjadi salah satu produk dari paket bantuan sosial. Menurutnya, seluruh kalangan masyarakat membutuhkan garam kaya yodium dalam menjaga kesehatan di tengah pandemi virus corona.
[Gambas:Video CNN] (wel/sfr)