Jakarta, CNN Indonesia --
Boeing berencana mengurangi
karyawan di unit penerbangan sipilnya sebesar 10 persen. Kebijakan ditempuh karena penyebaran wabah
virus corona.
Upaya tersebut diharapkan bisa memangkas biaya operasional perusahaan yang kinerjanya sedang tertekan oleh virus tersebut. .
Dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kebijakan tersebut bisa berdampak pada unit yang memproduksi 737 MAX. Produksi pesawat jenis tersebut sebenarnya sudah bermasalah setelah dua kecelakaan mematikan yang terjadi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, kebijakan tersebut bisa berdampak pada PHK terhadap hingga 7.000 pekerja. Boeing mempekerjakan lebih dari 160 ribu orang di seluruh dunia.
Dari jumlah tersebut, 70 ribu di antaranya bekerja di negara bagian Washington, tempat sebagian besar pesawat sipil Boeing dirakit.
Sebagai informasi, sebelum kabar pengurangan karyawan berhembus, Boeing telah berupaya meminta bantuan sebesar US$60 miliar ke pemerintah AS.
Sekitar US$17 miliar dari bantuan tersebut disetujui pada akhir Maret. Tetapi bantuan pemerintah menyatakan bantuan diberikan bergantung pada perusahaan, setuju atau tidak untuk tidak memberhentikan pekerja.
Seorang juru bicara Boeing ketika dikonfirmasi soal pengurangan tersebut mengatakan perusahaan telah menawarkan program "PHK sukarela" ke karyawan. Tetapi ia tidak mengkonfirmasi jumlah pengurangan yang direncanakan.
Ia hanya mengatakan pekerja yang menerima tawaran PHK sukarela Boeing akan menerima paket pembayaran dan tunjangan.
[Gambas:Video CNN] (agt/sfr)