Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha memiliki dua skenario pembayaran Tunjangan Hari Raya (
THR) bagi pekerja tahun ini. Pasalnya, kemampuan membayar THR masing-masing perusahaan berbeda di tengah pukulan wabah
virus corona.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengungkap asosiasi telah melakukan survei dan hasilnya menunjukkan kemampuan perusahaan beragam.
Tak ayal, dua skenario pun diambil.
Pertama, perusahaan membayar THR penuh dan tepat waktu.
Kedua, perusahaan menunda atau mencicil pembayaran THR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian ada yang bisa membayar penuh dan tepat waktu. Tetapi ada juga yang tidak bisa membayar penuh sehingga mengambil opsi dipindah ke akhir tahun atau dicicil," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Senin (4/5).
Shinta mengingatkan perusahaan sebaiknya menjalankan kewajiban THR tepat waktu agar tidak mengancam eksistensi perusahaan.
"Diharapkan bisa menjalankan kewajibannya sesuai ketentuan yang berlaku, minimal 1 minggu sebelum Lebaran," tambahnya.
Selain itu, ia juga berharap tidak ada tekanan kepada pengusaha dari berbagai pihak agar perusahaan bisa bertahan, PHK bisa ditekan dan kewajiban THR bisa dibayarkan dengan cara dan waktu yang disepakati dengan pekerja.
Sejalan dengan itu, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Adhi S Lukman pun mengakui saat ini tidak semua perusahaan memiliki kemampuan yang sama untuk membayar THR.
[Gambas:Video CNN]Dia mendapatkan laporan sebagian pengusaha sudah merumahkan. Sedangkan sebagian masih mencari alternatif untuk menunda THR.
Adhi pun menambahkan pihaknya telah mengajukan usul dana talangan ke pemerintah. Sejalan dengan Apindo dan GAPMMI, Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno pun mengungkap hal serupa.
"Masing-masing perusahaan memang berbeda waktu nya, biasanya 2 minggu sebelum hari raya. Mungkin akan ada penyesuaian mengenai jadwalnya," pungkasnya.
(age/sfr)