BI Ramal Ekonomi Akan Anjlok ke Level 2,3 Persen Tahun Ini

CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2020 13:25 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di ruang Aula Djuanda, Lt. Mezzanine, Kementerian Keuangan. Jakarta.  Rabu (22/1/2020). CNN Indonesia/Andry Novelino
BI memproyeksikan ekonomi RI hanya akan mencapai 2,3 persen pada tahun ini karena corona. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah 2,3 persen pada 2020 karena realisasi kuartal I 2020 hanya berada di 2,97 persen. Sebelumnya, bank sentral optimis pertumbuhan ekonomi masih bisa tembus 2,3 persen tahun ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui capaian pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 lebih rendah dari target bank sentral yakni 4,4 persen.

"Secara keseluruhan bagaimana yang semula 2,3 persen? Tentu saja akan sedikit lebih rendah dari 2,3 persen dari realisasi di kuartal I 2020 yang ternyata lebih rendah," ujarnya melalui video conference, Rabu (6/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan bank sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi pada kuartal II 2020 yaitu minus 0,4 persen. Namun, angkanya akan membaik di kuartal III yaitu 1,2 persen dan 3,1 persen di kuartal IV 2020.

Menurutnya, perhitungan tersebut telah mempertimbangkan dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada April, Mei, dan prediksinya di sebagian Juni untuk pencegahan penularan Covid-19. Dalam perhitungan BI, daerah yang memberlakukan PSBB mewakili kurang lebih 70 persen dari wilayah ekonomi Indonesia.

Bank sentral sendiri menengarai melesetnya capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020 dari prediksi disebabkan pemberlakuan PSBB, Work From Home (WFH), dan kebijakan pembatasan sosial lainnya. Dampak ini masih akan berlanjut pada kuartal berikutnya.

"Dampak penanganan Covid-19 melalui PSBB, pembatasan mobilitas manusia berdampak pada pendapatan masyarakat, konsumsi masyarakat, produksi, investasi, dunia usaha, dan ekspor impor," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]
Namun, lanjut Perry, dampak pembatasan sosial kepada ekonomi dapat ditahan melalui stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah. Diketahui, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp405,1 triliun untuk menangani dampak pandemi. Oleh sebab itu, BI meyakini ekonomi akan membaik di kuartal III dan IV 2020.

Sedangkan tahun depan, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa menembus 6,6 persen sampai 7,1 persen. Dengan catatan, defisit APBN dapat dijaga di rentang 3 persen-4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). (ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER