Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah berada di posisi Rp15.025 per
dolar AS pada pembukaan perdagangan pasar spot Jumat (8/5). Posisi ini melemah 30 poin atau 0,2 persen dari Rp14.995 per dolar AS pada Rabu (6/5).
Pelemahan rupiah merupakan yang tertinggi di kawasan Asia. Rupiah melemah bersama yen Jepang minus 0,03 persen dari dolar AS.
Sementara dolar Hong Kong stagnan dan mata uang Asia lainnya berada di zona hijau. Won Korea Selatan menguat 0,69 persen, ringgit Malaysia 0,48 persen, baht Thailand 0,31 persen, dolar Singapura 0,23 persen, peso Filipina 0,21 persen, dan yuan China 0,16 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan mata uang utama negara maju kompak menguat dari mata uang Negeri Paman Sam. Dolar Australia menguat 0,61 persen, rubel Rusia 0,51 persen, poundsterling Inggris 0,32 persen, dolar Kanada 0,31 persen, euro Eropa 0,15 persen, dan franc Swiss 0,13 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp14.800 sampai Rp15.150 per dolar AS pada hari ini. Mata uang Garuda akan terpengaruh sentimen surplusnya neraca perdagangan China pada April 2020 yang melebihi Maret 2020.
"Aktivitas perdagangan China yang perlahan pulih bisa menopang aktivitas ekonomi negara lainnya," ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/5).
Sentimen lain, sambung Ariston, juga datang dari pelonggaran kebijakan penutupan akses wilayah (
lockdown) di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Menurutnya, pelonggaran memang sempat memberi kekhawatiran munculnya gelombang kedua wabah virus corona.
"Tapi dunia bisa meniru pelonggaran
lockdown yang tidak memicu kasus wabah baru yang terjadi di Korea Selatan dan Hong Kong," katanya.
[Gambas:Video CNN]Selain itu, ada sentimen melambatnya pertambahan jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 baru di beberapa negara di dunia. Pada hari ini hingga pukul 09.00 WIB, jumlah kasus virus corona di dunia sebanyak 3,84 juta kasus.
Dari jumlah itu, sebanyak 1,28 juta orang sembuh dan 269.267 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak tetap berada di AS mencapai 1,25 juta, diikuti Spanyol 221 ribu, Italia 215 ribu, Inggris 207 ribu, dan Rusia 177 ribu.
"Rupiah bisa menguat hari ini karena sentimen-sentimen positif tersebut. Namun, pasar masih mewaspadai memburuknya data-data ekonomi karena wabah," katanya.
(uli/agt)