Corona, Pinjol Mulai Beri Keringanan Cicilan pada Nasabah

CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2020 14:28 WIB
Young woman using her mobile phone on the street, sending messages or taking pictures . Copy space
Pemberi pinjol mulai memberikan keringanan pembayaran cicilan bagi peminjam di tengah wabah corona. llustrasi. (Istockphoto/Warchi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah perusahaan pinjaman online (pinjol) atau fintech P2P lending mengaku telah menerima pengajuan restrukturisasi kredit oleh sejumlah nasabah di tengah penyebaran virus corona. Hal ini sejalan dengan turunnya Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) fintech ke posisi 95,78 persen pada Maret 2020 karena wabah virus corona.

Direktur Utama PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan mengatakan beberapa nasabah telah mengajukan keringanan dalam hal pembayaran kredit. Keringanan itu terutama diajukan oleh nasabah dengan nilai pinjaman berkisar Rp30 juta sampai Rp100 juta.

"Tidak banyak, hanya beberapa (yang mengajukan restrukturisasi). Tidak lebih dari lima (nasabah)," ucap Ivan kepada CNNIndonesia.com, dikutip Rabu (6/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ivan bilang perusahaan memberikan restrukturisasi kepada nasabah dalam bentuk perpanjangan tenor. Dengan demikian, jumlah cicilan kredit yang harus dibayar nasabah per bulannya menjadi lebih ringan.

"Perpanjangan tenor sekitar tiga bulan," imbuh Ivan.

Kendati sudah ada beberapa nasabah yang mengajukan restrukturisasi, Ivan menekankan bahwa TKB90 perusahaan masih stabil di rentang 95,7 persen sampai 96,19 persen. Ia menuturkan TKB90 seringkali naik dan turun di area tersebut.

"Kami stabil di angka itu, naik turun 0,5 persen saja. Kadang ke 95,7 persen, kadang ke 96,7 persen," tuturnya.

Sementara, tingkat gagal bayar (non performing loan/NPL) diklaim masih terjaga di bawah 1 persen. Ivan menyatakan NPL perusahaan tak meningkat lantaran pinjaman yang disalurkan merupakan kredit produktif.

"Di Akseleran 100 persen pinjaman produktif dengan bentuk invoice atau pre invoice financing. Jadi dampaknya tidak terlalu dalam," ujar Ivan.

Senada, Direktur Utama PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) Reynold Wijaya menyatakan ada beberapa nasabah yang mengajukan restrukturisasi pembayaran kredit. Jumlahnya tak lebih dari 1 persen peminjam aktif di Modalku.

"Sampai saat ini kurang dari 1 persen peminjam aktif di Modalku di Indonesia sudah mengajukan restrukturisasi," kata Reynold.

Ia menyatakan perusahaan memang menerapkan dua skema restrukturisasi di tengah pandemi ini. Pertama, Modalku menawarkan skema restrukturisasi kredit sesuai dengan kondisi performa bisnis UMKM secara berkala. Kedua, Modalku mengakomodasi skema pembayaran yang diajukan peminjam.

"Restrukturisasi dilakukan dengan menyesuaikan batas jumlah (limit) serta jangka waktu pinjaman (tenor). Angka limit dan tenor pinjaman akan disesuaikan dengan jenis pinjaman dan profil bisnis masing-masing UMKM," papar Reynold.

Dengan demikian, bentuk restrukturisasi yang akan diberikan perusahaan akan berbeda-beda untuk tiap nasabah. Namun, sejauh ini Modalku belum memberikan restrukturisasi kredit kepada nasabah.

"Pengajuan restrukturisasi peminjam sedang dalam proses penilaian," imbuh Reynold.

Sama halnya dengan Akseleran, Reynold mengaku NPL perusahaan masih stabil di bawah 1 persen. Realisasi itu dinilai lebih baik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1,6 persen.

"Pada kondisi ini, Modalku masih menunjukkan portofolio yang cukup baik," pungkas dia.

[Gambas:Video CNN]

(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER