Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah berada di posisi Rp14.905 per
dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (12/5) sore. Posisi ini melemah 10 poin atau 0,07 persen dari Rp14.895 per dolar AS pada Senin (11/5).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.978 per dolar AS atau melemah dari Rp14.936 per dolar AS pada Senin (11/5).
Rupiah melemah bersama won Korea Selatan minus 0,37 persen, dolar Singapura minus 0,03 persen. Sedangkan dolar Hong Kong stagnan dari dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisanya, mata uang Asia berada di zona hijau. Rupee India menguat 0,31 persen, baht Thailand 0,24 persen, yen Jepang 0,12 persen, yuan China 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,07 persen, dan peso Filipina 0,01 persen.
Mata uang utama negara maju bergerak variasi, di mana rubel Rusia menguat 0,24 persen, euro Eropa 0,14 persen, dan franc Swiss 0,14 persen. Namun, poundsterling Inggris melemah 0,1 persen, dolar Kanada minus 0,07 persen, dan dolar Australia minus 0,01 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan nilai tukar rupiah terkena sentimen proyeksi tingkat pengangguran dari pemerintah mencapai 12 persen pada tahun ini. Proyeksi ini kemudian membuat pemerintah menerbitkan aturan antisipasi ekonomi nasional.
Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.
"Presiden Jokowi merinci upaya yang dapat ditempuh pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional dari tekanan virus corona melalui aturan tersebut," ungkapnya kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (12/5).
Pelaku pasar keuangan kemudian merespons upaya pemulihan ekonomi nasional dalam aturan baru itu. Diantaranya, pemerintah akan menggelontorkan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN, menempatkan dana khusus di bank, peningkatan investasi, dan penjaminan langsung melalui badan usaha yang ditunjuk.
Dari global, pergerakan mata uang dipengaruhi sentimen perkembangan komunikasi antara AS dan China. Begitu pula dengan risiko yang mungkin muncul ke depan dari hubungan kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.
"Pasar cemas dengan perkembangan dialog dagang antara Amerika Serikat dan China," katanya.
Kemudian, pergerakan mata uang juga terpengaruh kekhawatiran peningkatan jumlah kasus virus corona gelombang kedua, meski pelonggaran
lockdown dilakukan.
[Gambas:Video CNN] (uli/age)